Image 1
Image 2
Image 3

Ayo Coba Lagi

 


Kegagalan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Tidak ada yang luput dari cobaan dan kesulitan, bahkan orang yang dianggap berhasil sekalipun. Dalam pandangan banyak orang, kegagalan sering dianggap sebagai akhir dari segalanya. Namun, di dalam Alkitab memberikan perspektif yang berbeda dari dunia tentang kegagalan salah satunya kitab Amsal 24:16 menyatakan, "Sebab tujuh kali orang benar jatuh, tetapi ia bangkit kembali; tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana." Angka tujuh, yang dalam budaya Yahudi diartikan sebagai sempurna, menyoroti kebijaksanaan yang dapat diambil dari kegagalan. Artinya, orang yang benar, yang hidup sesuai dengan nilai-nilai Tuhan, tidak hanya berhenti pada satu kegagalan, melaikan terus berusaha, terus bangkit, bahkan setelah jatuh berkali-kali.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi kegagalan misalnya kegagalan dalam mencari pekerjaan, hubungan, atau bahkan dalam meraih tujuan hidup. Namun, Amsal 24:16 mengajarkan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Tuhan tidak mencegah orang benar untuk tidak gagal sebaliknya, Ia membiarkan mereka mengalami kegagalan sebagai bagian dari perjalanan hidup. Seseorang perlu belajar dari setiap kegagalan, menyadari apa yang menyebabkannya terjadi kegagalan, dan mencari cara untuk memperbaiki diri. Amsal 24:16 menggambarkan sebuah proses: jatuh, bangkit, dan terus berjalan. Ini merupakan sikap yang harus diadopsi oleh setiap orang yang ingin menghadapi kehidupan dengan penuh semangat.

Jangan biarkan kegagalan menghentikan langkah Anda. Sama seperti petarung yang terus bangkit setelah kalah, sebagai orang percaya kita juga harus memiliki ketangguhan untuk melanjutkan perjalanan hidup meski kegagalan datang. Ingatlah, kegagalan bukanlah akhir dari kisah hidup, melainkan bagian dari proses menuju kesuksesan.

Dalam mengatasi kegagalan, penting untuk tidak menyalahkan keadaan atau orang lain atau diri sendiri. Tantangan terbesar setelah kegagalan bukanlah mengatasi situasi fisik, melainkan melepaskan diri dari perasaan negatif dan pikiran-pikiran yang merugikan. Terkadang, seseorang bisa merasa tidak mampu, putus asa, dan kehilangan harapan setelah mengalami kegagalan. Kegagalan bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan bagian dari perjalanan itu sendiri. Jika kita mampu bicara terbuka tentang proses terkapar dan bangkit, kita dapat membuka pintu bagi perubahan positif dalam diri kita.

Penting untuk berhenti sejenak dan merenung ketika kita mengalami kegagalan yang berulang kali, meskipun kita telah berusaha dengan baik dan memperoleh pembelajaran dari berbagai sumber. Adalah bijak untuk bertanya pada diri sendiri apakah apa yang kita upayakan sejalan dengan kehendak Tuhan. Mungkin ada sesuatu yang lebih baik yang sedang kita nantikan. Mengatasi kegagalan membutuhkan ketahanan dan kebijaksanaan. Kita perlu berani mencoba, tetapi juga bijak dalam menilai apakah rencana dan usaha kita sesuai dengan rencana Tuhan. Dengan cara ini, kita dapat mengubah kegagalan menjadi pelajaran berharga dan menjadikannya sebagai landasan untuk tumbuh dan berkembang.




Sumber:

  • Ayo Coba Lagi oleh Pdt. Robby I Chandra
  • Youtube Bara Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=yoVhhSn2v1M
  • Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com

Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th



Lebih baru Lebih lama