Image 1
Image 2
Image 3

Materi PA: Jika Yesus Tuhan, Mengapa Ia tidak mengetahui Hari Kiamat?

Photo by Pixabay from Pexels


Oleh: Samuel Sugiarto


TUJUAN:

  1. Memahami alasan alkitabi mengapa Yesus tidak mengetahui hari akhir.

  2. Mempraktekkan sikap yang benar dalam menanti kedatangan-Nya yang kedua.


Petunjuk Singkat

  • Awali dengan saling menyapa satu sama lain.

  • Tunjuklah satu orang untuk memimpin dalam doa.


PENDAHULUAN

Bersyukur masih punya kesempatan untuk kembali belajar kebenaran firman Tuhan secara khusus membahas tentang satu pertanyaan yang dianggap pertanyaan sulit yang sering kali ditanyakan baik dari kalangan sendiri yaitu kalangan orang-orang percaya maupun juga dari kalangan kalangan non-Kristen.


Pertanyaan yang muncul karena kita percaya bahwa Yesus Kristus itu adalah Tuhan. Keyakinan orang Kristen percaya bahwa Yesus Kristus Tuhan didasarkan dari pernyataan yang ada di dalam Alkitab bagaimana Yesus mengaku dirinya Tuhan mengatakan berkali-kali dan juga menunjukkan tanda-tanda mukjizat bahwa dia itu adalah Tuhan.


Yang menjadi pertanyaan adalah, “Masa sih Tuhan kok bisa nggak tahu tentang sesuatu hal? Kalau bicara tentang hari kiamat itu kan sebenarnya waktu di mana kedatangan Yesus yang kedua kali, masa Dia sendiri mau datang Ia bisa tidak tahu itu kan menjadi sesuatu hal yang aneh?


#1 Yesus Membatasi Segala Kemahakuasaan


Ketika kita percaya Yesus Kristus adalah Tuhan jangan lupa bawa Dia adalah Tuhan yang juga menjadi manusia. Filipi 2 mencatat dengan jelas bahwa ia mengosongkan diri-Nya. Artinya Dia itu tetap adalah Tuhan. Ia tidak pernah berubah jadi bukan Tuhan atau setengah Tuhan, setengah bukan Tuhan. Ia tetap adalah Tuhan tetapi ketika Dia mengosongkan diri-Nya memiliki arti bahwa dia membatasi segala kemahakuasaan supaya bisa menjadi sama dengan manusia, supaya bisa berkomunikasi dengan manusia, supaya bisa merasakan penderitaan manusia dan kemudian supaya bisa mengorbankan diri-Nya mati di atas kayu salib.


Tapi kalau ditanya apakah di dalam dunia Yesus itu tetap Maha Tahu? Jawabannya adalah “Iya”, karena dia adalah tetap Allah. 


Kalau Yesus jadi tidak tahu berarti dia berubah dari Allah menjadi bukan Allah. Ia Maha Tahu tetapi bukan berarti Ia menggunakan seluruh kemahatahuan-Nya itu.


Kita perlu membedakan tentang kemampuan yang dimiliki dengan penggunaan kemampuan yang dimiliki. Kalau tentang kemahatahuan-Nya, kemahasempurnaan-nya, kemahakuasaan-nya, maka saya percaya Yesus tidak pernah berubah karena Dia adalah Allah yang sejak kekal sampai kekal selama-lamanya dia tetap adalah Allah. Sehingga dia tidak pernah berubah tetapi tidak dalam penggunaan akan seluruh kehebatan kuasa-Nya. Yesus ketika datang menjadi manusia Ia memilih untuk membatasinya. 


Sebagai contoh, seorang toko basket terkenal sebut saja sang legendaris Michael Jordan. Michael Jordan di dalam segala kehebatan seorang pemain bintang dunia. Bayangkan kalau suatu hari tiba-tiba ia mengunjungi satu desa kecil ada sekolah dasar yang kemudian anak-anak kelas 1 Sekolah dasar tersebut sedang belajar main basket. 


Apa yang dilakukannya? Apakah ia bermain seperti dalam pertandingan NBA? Dengan anak-anak, ia akan mengurangi atau membatasi penggunaan kemampuannya. Supaya apa? Supaya permainan yang terjadi itu tampak lebih nyaman dan lebih enak supaya anak SD sedang diajar itu, bukan hanya bisa mengagumi tapi mereka bisa menikmati kebersamaan dengan sang bintang tersebut.


Saya yakin dan percaya inilah yang sebenarnya Yesus Kristus lakukan. Allah yang datang ke dalam dunia bukan sekadar untuk menunjukkan kehebatan, tapi tujuan pertama Allah datang ke dunia adalah untuk menyatakan kasih kepada manusia sehingga dalam segala kemahakuasaan, kemahatahuan, Ia memilih untuk membatasi diri supaya bisa berkomunikasi dan menyatakan kasih bahkan yang paling jelas dia mati di atas kayu salib.


#2 Adanya Perbedaan Fungsi dan Peran Di Dalam Tiga Pribadi Allah


Di dalam Matius ataupun Markus, dituliskan hanya Bapa yang tahu. Dia mengatakan Anak tidak tahu. Bapa yang menyatakan demikian maka sebenarnya hal ini menyatakan adanya perbedaan fungsi dan peran di dalam tiga pribadi Allah tentunya.


Kita percaya Allah itu memiliki 3 pribadi yang berbeda-beda satu sama lain. Ketiganya punya hak yang sama: sama sama Maha Tahu, Maha Kuasa, sempurna. Tetapi perbedaan pribadi juga menyatakan ada perbedaan peran ada perbedaan tanggung jawab untuk dikerjakan.


Kalau ditanya siapakah yang menyelamatkan manusia maka jelas jawabannya adalah Allah itu sendiri. Tapi kalau ditanya bagaimana cara Allah menyelamatkan manusia? Alkitab memberi tahu ada perbedaan peran; Bapa merancangkan karya keselamatan bahkan sebelum dunia dijadikan, tetapi Allah anak itu yang kemudian melalui karya inkarnasi, kematian dan kebangkitan. Sementara Allah Roh Kudus mengaktifkan akan karya keselamatan yang sudah Yesus Kristus lakukan di dalam kehidupan orang percaya.


Roh Kudus menginsyafkan sehingga ketika kita melihat ada orang bertobat, dia bisa bertobat bukan berarti orangnya yang mau, tetapi Allah yang sudah menginsyafkan orang tersebut sehingga kemudian direspon dengan pertobatan secara personal. Singkatnya, Bapa merancangkan, Yesus melaksanakannya dan kemudian Roh Kudus mengaktifkannya di dalam kehidupan manusia.


Maka kita bisa melihat apa yang akan terjadi di akhir zaman (baca Yohanes 5:22). Anak tidak tahu kapan Dia datang karena ini adalah bagian Bapa. 

#3 Yesus Memilih Untuk Tidak Mengetahui & Menyerahkan Otoritas ke Dalam Tangan Bapa


Alkitab mengatakan Yesus datang untuk menjadi sahabat manusia dan menyatakan kasih Allah. Ciri sahabat adalah memberitahukan segala sesuatu kepada sahabatnya. Hal ini merupakan gambaran untuk kita bisa memahami bahwa ketika Yesus berkata sahabat, Ia menyatakan semuanya. Artinya, tidak ada area yang ditutupi, tidak ada yang disembunyikan, tidak ada kebohongan, dan kepalsuan sama sekali. Menyatakan keintiman relasi penuh kasih. 


Kita yakin dan percaya Yesus bisa mengetahuinya. Tetapi Yesus memilih untuk tidak mengetahui dan menyerahkan otoritas sepenuhnya ke dalam tangan Bapa. Supaya ketika Dia datang ke dalam dunia Ia menjadi manusia, bisa menjadi sahabat dan Ia memang tidak perlu menyatakan kapan Ia akan datang kedua kalinya. 


Kenapa Yesus tidak perlu menyatakan kapan dia datang kedua kali kepada manusia? Jawabannya adalah karena sangat mungkin orang-orang yang mengikut Yesus adalah mereka yang munafik! Karena ketika Ia akan datang, baru kemudian percaya dan bertobat. 


Sebagai contoh, kapankah siswa atau mahasiswa itu belajar? Ya ketika hari ujian akan tiba. Dalam konteks mengikut Tuhan, kita bukan semakin mencintai Yesus tetapi justru sekedar memanipulasinya: “Nanti kalau sudah menjelang Dia datang, saya baru percaya, saya baru menyembah Dia, supaya saya diselamatkan.”


Maka itu bukan motif kasih, itu adalah motif keuntungan pribadi.


Dalam kondisi seperti ini, Allah tahu manusia tidak perlu tahu kapan akhir zaman itu tiba. Manusia hanya perlu mengetahui bahwa itu pasti tiba dan segera tiba. Ketika kita mengikut Tuhan jelas alasannya hanya satu; karena memang kita mengasihi Dia, bukan memanipulasi.


REFLEKSI DAN DISKUSI:

  • Ringkaslah dalam kalimat singkat tiga alasan di atas.

  • Kehidupan seperti apa yang penting untuk mengisi penantian akan kedatangan-Nya yang kedua?

Pokok Doa:

  1. Berdoa bagi kaum papa (miskin, sengsara) di sekitar kita.

  2. Berdoa untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

  3. Berdoa untuk anak-anak Tuhan yang bekerja di pemerintahan.


Sumber:

  • Jika Yesus Tuhan, Mengapa Ia tidak mengetahui Hari Kiamat?

Oleh: Samuel Sugiarto


Penyusun:

Febbi Timotius



Lebih baru Lebih lama