2. Memiliki Keseriusan Hati dalam Menuruti Perintah Tuhan
Dalam perjalanan rohani seseorang, penting untuk memiliki keseriusan hati dalam mentaati perintah Allah. Surat 1 Yohanes 2: 3- 5, menekankan kata "menuruti" sebagai indikator pengenalan terhadap Allah. Menuruti perintah-Nya bukan hanya sekadar mengikuti, tetapi juga mencerminkan kewaspadaan, pengamatan, dan ketekunan dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan. Ayat 3 menegaskan, "Dan inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jika kita menuruti perintah-perintah-Nya." Kata "menuruti" memiliki arti untuk memperhatikan, mengamati, dan melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh. Dengan memiliki keseriusan di dalam hati kita untuk mentaati Tuhan, kita membuktikan pengenalan kita terhadap-Nya.
Ketika seseorang memiliki keseriusan untuk menaati Tuhan, itu juga menjadi tanda kedua bahwa ia sungguh-sungguh mengenal Allah. Keseriusan ini tercermin dalam upaya seseorang untuk menjauhi dosa dan melakukan yang benar, karena ia menyadari bahwa dirinya telah diselamatkan oleh kasih-Nya. Namun, seseorang juga perlu waspada terhadap ketidakseriusan dalam hidup rohani. Contoh ketidakseriusan dapat diilustrasikan melalui cerita tentang seseorang yang tidak membuang bangkai tikus yang ditemukan di bawah ranjangnya. Meskipun aneh, hal ini mencerminkan sikap tidak serius terhadap dosa, di mana dosa disimpan dan tidak diatasi dengan sungguh-sungguh.
Sebagai orang Kristen yang sungguh-sungguh mengenal Allah, orang percaya tidak boleh menyimpan dosa untuk digunakan kembali sewaktu-waktu. Keseriusan dalam hidup rohani mengharuskan setiap orang percaya untuk mengatasi dosa dengan sungguh-sungguh dan menjauhinya sepenuhnya. Setiap orang percaya tidak boleh meremehkan pentingnya hidup yang bersih dan kudus di hadapan Tuhan.
3. Mau Hidup Makin Serupa Dengan Yesus
Dalam perjalanan rohani orang percaya, terdapat suatu kehendak untuk hidup makin serupa dengan Kristus, dan hal ini tercermin dalam ketaatan terhadap perintah Tuhan. Ayat 6 dalam konteks 1 Yohanes 2 menyatakan, "Barang siapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." Oleh karena itu, sebagai orang yang benar-benar mengenal Allah, kita berada dalam Kristus, dan tugas kita adalah hidup dengan cara yang mencerminkan kehadiran aktif-Nya.
Rasul Yohanes menekankan bahwa hidup seperti Kristus bukanlah hidup yang langsung menjadi sempurna, tetapi merupakan suatu proses pertumbuhan yang terus menerus. Hidup taat di sini tidak bermakna mencapai kesempurnaan sebagaimana Kristus, tetapi bertumbuh dan menjadi makin serupa dengan-Nya. Proses ini membutuhkan ketekunan, usaha terus menerus, dan ketergantungan pada pertolongan Allah melalui Roh Kudus.
Penting bagi setiap orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus untuk mengintrospeksi diri. Apakah kita sungguh-sungguh mengenal Allah? Pertama, setiap orang percaya perlu mengevaluasi apakah kita menuruti perintah-perintah-Nya dengan motivasi yang benar, yaitu karena kasih Allah dalam Kristus yang telah menyelamatkan. Kedua, Setiap orang percaya perlu memastikan bahwa dirinya memiliki keseriusan untuk menjauhi dosa dan melaksanakan perintah-perintah-Nya dalam hidup rohani. Mengatasi dosa dan melibatkan diri dalam kebenaran bukanlah suatu tugas yang mudah. Namun, orang percaya diberikan kekuatan dan pertolongan oleh Roh Kudus untuk makin serupa dengan Kristus. Meskipun tantangan dapat datang, orang percaya diberikan kesempatan untuk tumbuh dan menjadi lebih baik, sehingga dapat mencerminkan karakter Kristus dalam hidup.
Sumber:
- · Apakah Anda Sungguh-Sungguh Mengenal Allah? Oleh Pdt. Paulus Surya
- · Youtube Bara Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=eSTE0dm8sZs
- · Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th