Teologi Kristen bersifat Kristosentris dimana pusatnya adalah Kristus bukan Israel. Orang-orang yang percaya Yesus diberikan hak menjadi keturunan Abraham secara rohani dan menerima apa yang dijanjikan Allah kepada Abraham. Para Rabbi Yahudi tidak dapat memisahkan antara Allah, Israel dan tanah Palestina. Bagi Rabbi Yahudi memiliki tanah hakikatnya menjadi orang Yahudi dan menganggap tanah adalah tempat penyataan diri Allah dan tempat utama dimana Allah dikenal.
Menurut MISNA atau Kumpulan-kumpulan hukum lisan Yahudi ada 10 tingkatan kesucian dimana tanah Israel lebih suci dari pada tanah yang lainnya. Sentralitas tanah jelas dalam doa-doa orang Yahudi pada masa itu.
Tuhan pernah berfirman kepada nabi Salomo ketika menabiskan bait Allah di Yerusalem jika dia dan rakyatnya melanggar hukum-hukum Tuhan dan perintah-Nya serta menyembah ilah-ilah lain maka Ia akan mengeluarkan mereka dari negeri yang diberikan-Nya. Tuhan juga akan meninggalkan rumah atau Bait Allah yang ditetapkan sebagai tempat ibadah kepada Dia (2 Tawarikh 7:19-22). Maka tanah perjanjian atau Kanaan atau kota Yerusalem dan Bait Allah di Yerusalem jangan dikeramatkan karena semua itu hanyalah simbol.
Kota yang dinantikan oleh umat Yesus bukanlah kota Yerusalem saat ini tetapi Yerusalem baru (Wahyu 21;22). Ironisnya kota Yerusalem saat ini hanya sedikit mendapat perhatian dari Yesus selama Dia melayani di dunia ini. Yesus tidak memuja kota Yerusalem ataupun berdoa bagi kesejahteraan kota tersebut seperti yang dilakukan oleh para Rabbi atau guru Yahudi yang hidup pada zaman tersebut. Yesus juga tidak mendasarkan pelayanannya dari Yerusalem di dunia.
Selama Yesus melayani di dunia ia pernah menagisi Yerusalem beberapa hari menjelang penyaliban-Nya (Luk. 19:41-44). Di dalam doa-doa Yesus dan pengajarannya tentang doa tidak satu kalipun Dia memasukkan tanah Israel atau kota Yerusalem. Padahal Yudaisme mengajarkan bahwa Yerusalem akan menjadi titik sentral bagi Mesias.
Kerajaan bangsa Israel tidak menarik perhatian Yesus tetapi yang Dia perhatikan adalah Kerajaan Allah. Kerjaan Allah adalah pemerintahan Allah atas kehidupan setiap orang yang percaya kepada Dia disegala tempat maupun waktu. Kerajaan Allah bersifat spiritual dan berlaku secara universal menembus berbagai suku, bangsa, bahasa dan teritorial.
Sumber:
- Yerusalem Milik Siapa? oleh Pdt. Roby Setiawan
- Youtube Bara Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=xx4lK_ooMkc
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th