Setiap profesi dan pekerjaan memungkinkan seseorang untuk berhasil mencapai apa yang inginkan tetapi bisa juga mengalami kegagalan. Kegagalan bisa menjadi sangat berat jika menyangkut soal iman. Seseorang yang berjalan sungguh-sungguh di dalam Tuhan, patuh, serius dengan Tuhan tetapi mengalami kesusahan hidup dan seakan-akan gagal. Misalnya anaknya gagal sekolah, perusahaan bangkrut, sakit penyakit yang berat dan ditinggalkan oleh orang yang dikasihi. Ditengah-tengah kondisi demikian, seseorang seringkali galau.
Di dalam hidup iman seseorang seringkali mencoba untuk hidup jujur, taat, tulus kepada Tuhan tetapi tidak tertutup kemungkinan bisa melakukan kesalahan yang membuat tergelincir. Kegagalan bisa terjadi ketika seseorang berada diposisi paling enak, apa yang diinginkan tercapai lalu kemudian melupakan Tuhan. Kegagalan juga bisa terjadi ketika seseorang jatuh dilembah-lembah bayang maut, tidak lagi melihat jika bahwa masih ada rumput hijau dan yang dilihat adalah bahwa semua kagagalan adalah akhir dari segala-galanya.
Di dalam situasi kegagalan yang tidak lagi melihat bahwa masih ada harapan, seseorang hanya bisa menangis, mengutuki diri sendiri dan mulai berpikir Tuhan tidak mengerti keadaan maupun kondisi yang dialaminya. Di dalam Mazmur 37:23-24 menyebutkan bahwa Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya artinya orang percaya bisa saja jatuh atau gagal tetapi Tuhan tidak akan pernah membiarkan tergeletak karena Ia memegang tangan anak-anak-Nya.
Seringkali seseorang tidak menyadari bahwa dalam semua keadaan Tuhan hadir. Dengan kata lain, banyak orang Kristen yang merasa bahwa dirinya tidak pernah jatuh atau gagal dan merasa dirinya baik-baik saja. Jadi, jika korupsi sedikit, berbohong sedikit, selingkuh, nyogok tidak apa-apa sebab orang lain juga melakukan hal yang sama. Namun, ada juga orang-orang yang berusaha mempercayai dan mencintai Tuhan serta mau menyerahkan keluarga, bisnis, nama baik kepada Dia. Tetapi sekalipun sudah menyerahkan segalanya, sebagai manusia orang percaya pun bisa gagal, bisa mengambil keputusan yang salah, berpikir salah dan lain sebagainya.
Tuhan membiarkan kegagalan terjadi di dalam hidup anak-anak-Nya karena melalui kegagalan seseorang dididik oleh Dia, tahu batas kemampuan dan kekuatan, tahu seberapa rapuhnya iman yang sedang dialami saat ini dan belajar tentang diri sendiri. artinya orang-orang yang dididik Tuhan akan tahu hal baru dan meninggalkan pemahaman yang salah. Kegagalan akan menambahkan pemahaman seseorang dan sudut pandang menjadi mengenal Tuhan. Cinta manusia kepada diri sendiri bisa berubah, tetapi cinta Tuhan kepada anak-anak-Nya tidak pernah berubah.
Kadang-kadang Tuhan membuat anak-anak-Nya juga gagal ketika mengerjakan sesuatu yang begitu penting, Tuhan menutup jalan, membuat tergelincir dan tidak mencapai target karena Ia ingin mengarahkan dan mendorong anak-Nya kearah baru yang tidak pernah terpikir. Seringkali kegagalan Tuhan ijinkan untuk membangun karakter dan komitmen anak-anak-Nya.
Pada saat orang percaya mengalami penderitaan, itu menunjukkan betapa murni diri seseorang. Ibarat emas yang dicuci berulangkali untuk menunjukkan keaslian emas tersebut. Jadi, melalui kegagalan orang bisa menderita dan penderitaan bisa menjadi karunia. Melalui penderitaan seseorang akan menyadari seberapa jauh ia mengasihi dan mencintai Tuhan. Biarlah firman ini menjadi kekuatan bagi kita semua, amin.
Sumber:
- Pertumbuhan Melalui Kegagalan oleh Pdt. Robby I Chandra
- Youtube Bara Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=n9BUOyDIiWU
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th