Di zaman saat ini pernikahan menjadi sesuatu yang dihindari atau mungkin juga mengecewakan. Ada beberapa orang yang menghindari pernikahan dan ada juga beberapa orang karena pengalaman pernikahan dimasa lalu yang tidak memberikan kenyamanan di dalam diri sehingga kemudian pernikahan menjadi suatu hal yang dihindari.
Kondisi pernikahan di zaman ini dari data biro statistic di Indonesia tahun 2017-2022 terjadi peningkatan perceraian sekitar 10-15% pertahun. Ditahun 2020 justru menurun dan dimasa pandemi permasalahan dalam keluarga meningkat. Perceraian semakin dapat diterima secara moral, diperkirakan ada 78% orang menilai perceraian hal yang biasa. Semakin banyak orang-orang yang menilai bahwa perceraian adalah sesuatu yang lumrah dan bisa diterima.
Ada 5 faktor tertinggi penyebab perceraian di Indonesia yaitu perselisihan dan pertengkaran, ekonomi, meninggalkan salah satu pihak, KDRT dan mabuk. Ada banyak anak-anak muda yang mau hidup merdeka dari orang tua tetapi tidak mudah karena harga rumah yang semakin mahal, harga tanah dan biaya hidup yang lebih mahal dari kehidupan sebelumnya. Akibatnya role model pernikahan yang bertumbuh dan bahagia semakin terbatas.
Seseorang yang mau hidup di dalam satu pernikahan dengan pasangan yang tepat dan kemudian memperoleh kebahagiaan semakin terbatas. Hal ini dikarenakan berita-berita yang menyebarkan bahwa pernikahan menyeramkan karena berita-berita yang menyebarkan bahwa pernikahan penuh dengan kekecewaan, tantangan dan pekerjaan yang tidak ada hentinya.
Role model pernikahan yang bertumbuh dan bahagia semakin terbatas mengakibatkan 2 hal:
- Enggan berkomitmen karena kekhawatiran (keuangan, kebebasan dan relasi)
- Meremehkan komitmen, sehingga menikah terlalu dini dan kembali terjerat masalah keuangan dan relasi.
Berdasarkan dari pemaparan diatas, maka apa yang harus dipertahankan di dalam keluarga sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, yaitu sebagai berikut:
- Menggenapi inisiasi dari AllahAllah sebagai pencipta manusia, mendesain pernikahan bagi pria dan Wanita (Kej. 2:18).
- Memperoleh penolong yang sepadan dalam menggenapi tujuan hidupTuhan memberikan Adam suatu tugas (Kej. 2:15). Tuhan menciptakan Hawa dari Adam ketika ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh Allah (Kej. 2:20, 23).
- Memenuhi kebutuhan psikologis dan emosionalManusia sebagai individu, memiliki kebutuhan dasar untuk dikasihi, diterima dan dihargai. Desain pernikahan di dalamnya ada suatu keterbukaan total dan disertai dengan penerimaan total (keintiman yang mendalam)
- Memperoleh Pertumbuhan dalam InjilOrang yang menerima dan merasakan Injil hendaknya mengenakan kacamata kasih karunia ketika berelasi dengan sesama (Ef. 5:24-25). Timothy Keller memberikan definisi pernikahan adalah sebuah sarana bagi Injil untuk merombak hati manusia dari dalam keluar dan kehidupan dari dasar hingga keatas.
- Terlibat aktif dalam misi Allah untuk memulihkan duniaPernikahan yang sehat dan bertumbuh, justru akan memulihkan dari trauma dan luka-luka lama. Pernikahan dapat menjadi sebuah kesaksian bahwa Injil Kristus nyata untuk merubah pribadi. Melalui anak-anak, pasangan berkesempatan untuk membangun generasi yang takut akan Tuhan dan berkarya bagi-Nya.
Sumber:
- Marriage Under Attack: Komitmen Pernikahan di Tengah Tekanan Zaman oleh Sastra Budiharja
- Youtube Bara Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=raY2L0M_es8&t=9s
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th