Di Matius 5:1-4 menjelaskan bagaimana ciri-ciri murid yang sejati, mereka bukan hanya memiliki berkat tetapi juga sebagai garam dan terang dunia. Menariknya di dalam khotbah di bukit Yesus menyebutkan ada 4 kata ciri-ciri orang yang berbahagia dan diberkati yaitu orang yang miskin, dukacita, lemah lembut, lapar dan haus. Ke-4 kata ini berbicara tentang istilah-istilah yang konotasinya negatif dimata dunia, tetapi dimata Yesus justru mereka adalah orang-orang yang berbahagia dan diberkati Tuhan.
Berkat dan bahagia bukan diusahakan oleh manusia tetapi diberikan oleh anugerah Allah. Itu sebabnya kalimat pertama daripada ucapan bahagia adalah miskin dihadapan Allah. Seseorang yang tidak mempunyai sesuatu untuk dibanggakan karena ia adalah seorang yang miskin dihadapan Allah. Orang yang miskin adalah orang yang sungguh-sungguh sadar siapa dirinya dihadapan Allah dan bergantung sepenuhnya dihadapan-Nya. Gambaran orang yang miskin dihadapan Allah adalah orang yang sungguh-sungguh memahami anugerah dengan benar dan mengasihi Allah dengan benar.
Pada saat Yesus mengatakan berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, orang-orang terperanjat. Tetapi ketika kalimat yang kedua disampaikan orang-orang lebih terkejut karena Yesus mengatakan berbahagialah orang yang berdukacita. Di dunia ini selalu mendorong manusia untuk percaya bahwa dirinya memiliki sesuatu untuk ditunjukkan dan bisa dicapai. Namun, sebaliknya di dalam Kerajaan surga Tuhan Yesus justru memulai dengan miskin dihadapan Allah. Demikian juga dunia selalu menghindari kesedihan, melupakan masalah hidup, menjauhi kedukaan, mencari dan mengusahakan hiburan yang disukai hati. Sebaliknya Kerajaan surga justru menyatakan berbahagialah yang berdukacita karena mereka akan dihibur Tuhan.
Dukacita yang dimaksudkan di dalam khotbah dibukit adalah bukan sembarang dukacita. Seseorang berdukacita ada banyak alasannya, misalnya ada orang berduka karena hal-hal material atau berdukacita karena relasi. Berdukacita yang dimaksud Yesus bukanlah berduka karena materi atau relasi tetapi berduka karena hal yang rohani. Dengan kata lain, dukacita dirasakan begitu mendalam, dialami oleh seseorang yang hatinya begitu dekat dengan Tuhan bahkan melekat dengan Dia. Hanya orang yang melekat dengan Tuhan yang merasakan dukacita ketika melihat kekejian dan keberdosaan manusia. Orang-orang yang seperti inilah yang dihiburkan Tuhan dan memiliki kebahagiaan yang sejati. Salah satu ciri orang yang mengasihi Tuhan adalah hatinya dekat dengan Dia dan bisa merasakan Tuhan.
Sumber:
- The Blessed People Part 3 oleh Pdt. Irwan Pranoto
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=rx_FOBtyEow
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th