Image 1
Image 2
Image 3

Seri Pertanyaan Receh: Bagaimana Jadinya Kehidupan Ini Jika Manusia Tidak Jatuh Dalam Dosa?

Mengimajinasikan Kehidupan Tanpa Dosa: Potret Harmoni dan Kesejahteraan Manusia



Fakta dan realita mengajarkan bahwa saat ini semua manusia sudah menjalani kehidupan di dalam dosa. Manusia tidak perlu diajarkan untuk berbuat dosa karena sudah pasti bisa melakukan dosa. Bahkan kecenderungan manusia adalah semakin mencintai keberdosaan bukan keadilan atau kebenaran. Maka memikirkan sesuatu hal belum terjadi merupakan sesuatu hal di luar kapasitas kemampuan manusia, misalnya bagaimana jadinya kehidupan ini jika manusia tidak jatuh ke dalam dosa?

Ada beberapa kemungkinan jika manusia tidak jatuh ke dalam dosa, yaitu :

1. Manusia akan merasakan kepuasan

Jika Adam dan Hawa tidak jatuh ke dalam dosa maka setiap orang akan hidup di dalam kepuasan. Hal ini dikarenakan kehidupan manusia terarah kepada Tuhan dan selalu menantikan-Nya di dalam segala kehidupan sehingga Dia yang selalu memuaskan. Ini bisa dilihat di dalam Kej. 1 dan 2 dimana manusia menikmati kehidupan, ciptaan yang Allah ijinkan, menjalankan mandat Allah dengan segala kepuasaan dan bahkan Allah mencukupkan segala sesuatu akan kehidupan manusia.

Saat ini yang sulit dinikmati manusia berdosa adalah kepuasan. Seseorang bisa mempunyai konsep tentang rasa puas tetapi ia tidak akan pernah sungguh-sungguh merasakan kepuasan yang sejati. Ini seperti orang yang haus dilegakan dengan air yang masuk di dalam tubuhnya, tetapi air tidak akan bisa menghapuskan rasa haus didalam kehidupan manusia. Manusia hanya sekali menikmati cicipan demi cicipan pada saat dirinya haus. Hal ini dikarenakan manusia di dalam keberdosaan dipengaruhi di dalam dosa baik pikiran maupun perasaan, sehingga menyebabkan mencari kepuasan bukan kepada sumbernya yaitu Tuhan melainkan di dalam berbagai macam hal.

2. Manusia akan merasa damai dengan sesama

Jika manusia tidak berdosa maka manusia akan saling mengasihi satu dengan yang lain, termasuk di dalam memelihara akan segala ciptaan yang Tuhan berikan. Kedamaian akan dirasakan baik di dalam diri sendiri, sesama dan bahkan dengan Tuhan. Hal ini dikarenakan tanpa adanya dosa maka manusia adalah pemimpin dari seluruh alam semesta dan manusia diciptakan untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. Pada saat Hawa diberikan kepada Adam oleh Tuhan, ia merasakan sukacita, kepuasan dan relasi yang baik.Tetapi ketika dosa masuk relasi Adam dan Hawa rusak karena terpecah akibat saling menyalahkan, bermusuhan dan bahkan saling membunuh diantara generasi selanjutnya.

Dengan demikian jika manusia pertama tidak jatuh ke dalam dosa, maka manusia memiliki konsep ada perasaan saling mengasihi satu dengan yang lain dan kasih itu adalah kasih yang sempurna atau kasih yang berasal dari Tuhan. Kasih dari Tuhan dinikmati oleh setiap manusia dan kemudian disalurkan kepada sesama. 

Setiap orang memiliki konsep kasih yang sempurna tetapi tidak pernah bisa sungguh-sungguh mengasihi secara sempurna. Seringkali manusia mengasihi orang lain karena dirinya sudah lebih dulu dikasihi atau dengan kata lain balas budi. Setiap orang yang sudah menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan percaya kepada Dia, maka ini adalah cicipan kasih yang sejati. Pada saat seseorang percaya Yesus, ia menyadari bahwa dirinya bukan siapa-siapa tetapi dikasihi sedemikian rupa. Sekalipun manusia jatuh ke dalam dosa tetapi Allah tidak pernah berhenti mengasihi manusia.

Jika hidup tanpa dosa sangat indah, lalu kenapa Tuhan tetap mengijinkan manusia jatuh ke dalam dosa? Ada kemungkinan mengapa Tuhan mengijinkan manusia ke dalam dosa karena Ia tetap mampu menghasilkan hidup yang indah bahkan lebih indah ketika manusia pernah jatuh ke dalam dosa. Artinya ketika Tuhan mengijinkan manusia pernah hidup di dalam dosa maka Ia sanggup menjadikan kehidupan yang rusak menjadi lebih indah.

Sumber: 

  • Bagaimana Jadinya Kehidupan Ini Jika Manusia Tidak Jatuh Dalam Dosa? oleh Ev.Samuel Sugiarto
  • Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=Hur66amI1DA
  • Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com

Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Lebih baru Lebih lama