Image 1
Image 2
Image 3

Seri 1 Tesalonika: Menyikapi Kedatangan Kristus Kedua Kalinya

Menyikapi kedatangan Kristus kedua kali: Hidup sesuai identitas percaya (1-8), meletakkan rasa aman pada Kristus (9-10), menjadi berkat bagi sesama
Gambar/Ilustrasi: wordonfire.org

Istilah kedatangan Yesus kedua kalinya di dalam 1 Tes. 5:1-11 diumpamakan seperti kedatangan seorang pencuri atau seperti wanita hamil yang sewaktu-waktu melahirkan yang tidak diketahui kapan. Oleh karena itu, orang percaya dipanggil untuk berjaga-jaga dan menyikapi kedatangan Kristus kedua kali dengan benar. Sikap menyikapi kedatangan Kristus kedua kali dengan cara sebagai berikut:

1. Orang percaya dipanggil untuk dapat hidup sesuai dengan identitas diri sebagai orang percaya (Ay. 4-8)

Identitas orang percaya di dalam Tuhan adalah orang yang tidak hidup di dalam kegelapan (4),anak-anak terang bukan orang-orang kegelapan (ay.5), bukan orang yang tidur secara rohani melainkan orang yang berjaga-jaga dan sadar (ay. 6), bukan juga orang yang hidup dalam kemabukan (ay. 7) dan orang percaya disebut sebagai orang yang berbaju zirahkan iman dan kasih, berketompongkan pengharapan dan keselamatan (8). Baju zirah dan ketopong adalah pakaian perang. Pakaian perang disuatu negara berbeda dengan negara lain dan ini menunjukkan identitas daripada satu negara. Ini suatu panggilan supaya orang percaya berjaga-jaga untuk mengantisipasi kedatangan Kristus kedua kalinya. 

Orang-orang yang mengakui Kristus sebagai Tuhan dipanggil untuk hidup sesuai dengan identitas sebagai orang percaya, identitas yang unik dan berbeda dengan dunia yang tidak mengenal-Nya. Pada saat ini ada banyak orang yang mengingatkan bahwa kita harus berhati-hati dengan penipuan yang memakai artificial intelligence (Ai), dimana orang bisa meniru suara bahkan wajah seseorang yang digunakan sebagai alat untuk menipu. Menyikapi hal ini setiap kita perlu berwaspada dan berhati-hati, misalnya dengan cara setiap orang harus bisa memiliki kata sandi yang unik dan ini akan menjadi identitas dirinya. Hal yang sama juga di dalam kehidupan kerohanian, dimana setiap orang percaya memiliki identitas yang unik untuk membedakan dengan orang-orang dunia.


2. Orang percaya dipanggil untuk meletakkan rasa aman di dalam Kristus (Ay. 9-10)

Pada saat seseorang meletakkan rasa aman di dalam Kristus, maka ia tidak perlu takut lagi terhadap hukuman Tuhan. Hal Ini ditekankan oleh Paulus di dalam ay. 9-10 “Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia.”

Banyak orang yang sudah percaya ketika mengalami suatu musibah, kecelakaan atau hal buruk lainnya berpikir bahwa itu adalah hukuman Tuhan. Tetapi yang sebenarnya adalah hukuman bagi orang percaya sudah ditanggung oleh Yesus. Jadi, tidak ada lagi hukuman bagi orang-orang yang sudah percaya Yesus, sekalipun diadili oleh Tuhan dipenghakiman terakhir. Hal ini dikarenakan hukuman akan dosa sudah ditanggung oleh Kristus di atas kayu salib (Rom. 8:1).

Marilah meletakkan rasa aman di dalam Kristus, sehingga pada waktu mengalami berbagai kesulitan kita bisa menjadi kuat dan bahkan pada waktu pengadilan akhir kita tidak perlu takut akan penghukuman karena setiap orang di dalam Kristus akan diadili tetapi tidak ada penghukuman. 


3. Orang percaya harus hidup menjadi berkat bagi orang lain (ay. 11)

Setiap orang percaya dipanggil bukan untuk hidup bagi diri sendiri melainkan untuk menjadi berkat bagi orang lain, dengan cara membawa Injil bagi orang yang belum percaya kepada Yesus. Hal yang harus diingat adalah setiap orang memiliki waktu hidup yang terbatas di dalam dunia, sehingga perlu memakainya dengan bijaksana. Setiap kita diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk menyikapi hidup yang singkat dan menyingkapi kedatangan Kristus kedua kali dengan benar yaitu hidup menjadi berkat bagi orang lain.




Sumber: 

  • Menyikapi Kedatangan Kristus Kedua Kalinya oleh Pdt. Paulus Surya
  • Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=mr1jDKg50mc
  • Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com

Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th



Lebih baru Lebih lama