Yesaya pernah menubuatkan tentang kedatangan Mesias kurang lebih 700 tahun sebelum kelahiran-Nya. Yesaya menunjukkan “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai (Yesaya 9:5).” Yesus yang lahir di dalam dunia telah menggenapkan janji Allah. Yesus adalah raja damai melalui kehidupan, kematian dan bahkan kebangkitan-Nya, telah membeli ulang apa yang menjadi damai untuk manusia dengan Allah. Yesus juga memberikan kedamaian yang kekal bagi setiap orang percaya (Rom. 5:1).
Pada saat Yesus lahir para malaikat bernyanyi dan kemuliaan bagi Allah ditempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi diantara manusia yang berkenan kepada-Nya. Damai bukan hanya sesuatu yang menjadi impian dan angan-angan tetapi bagi orang percaya bisa mengalami damai sejahtera di dalam Kristus sehingga dapat menolong untuk hidup ditengah dunia yang penuh dengan perubahan. Ada 3 ketakutan yang seringkali menghantui kehidupan manusia:
1. Manusia seringkali takut akan masa depan
Manusia tidak bisa mengontrol apa yang akan terjadi kedepannya sehingga seringkali membawa kepada ketidaktenangan. Tetapi dengan adanya damai menyadarkan orang percaya bahwa Allah mengontrol segala sesuatu. Sehingga setiap orang yang mengalami damai dengan Allah dan damai dari Allah bisa menghadapi masa depan dengan iman.
2. Manusia takut akan kegagalan
Di dunia ini ada banyak hal yang sulit dikontrol oleh manusia sehingga karena kegagalan membuat hati merasa tidak damai dan tenang.
3. Manusia takut akan kesepian akan kesendirian
Banyak manusia yang takut akan kesendirian tetapi bagi orang yang mengalami damai dengan Allah. Roh Kudus yang ada di dalam hati setiap orang percaya membuat kita memperoleh keyakinan dan keteguhan Allah bahwa Dia tidak pernah meninggalkan.
Damai sejahtera yang sejati tidak tergoyahkan oleh kekhawatiran, ketakutan, atau perasaan terjebak, yang seringkali mengisi kehidupan modern yang penuh tekanan. Kekuatan damai sejahtera ini bukanlah terpengaruh oleh ancaman atau kesulitan dari luar diri.
Efesus 2: 14, 19 “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.” Paulus mau menjelaskan bahwa ketika orang percaya sudah mengalami damai dengan Allah, maka kita boleh menikmati hidup yang damai karena kehadiran Allah di dalam kehidupan. Bahkan setiap orang percaya boleh menjadi agen-agen pendamaian yang boleh hidup berdamai dengan sesama.
Damai tidak hanya dialami secara vertikal tetapi juga dialami secara horizontal sehingga setiap orang percaya menjadi satu di dalam keluarga Allah. Pendeta Billy Graham pernah mengatakan hanya Kristus yang bisa membawa damai yang kekal atau damai yang sejati yaitu damai bersama dengan Allah, damai diantara manusia, damai diantara bangsa-bangsa dan damai di dalam hati.
Sumber:
- HIDUP DALAM DAMAI SEJAHTERA Oleh Pdt. Alexander Agust Elias Nanlohy
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=pRcYfROYbNs
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th