Seringkali orang percaya meninggalkan Tuhan karena masalah sepele dan bahkan tidak melayani Dia. Padahal jika dibandingkan dengan apa yang dialami Paulus merupakan hal yang sangat-sangat berat dan tidak mudah. Maka bagaimana setiap orang percaya bisa melakukan finishing well dengan baik dan berkata “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik dan telah mencapai garis finish.”
Kunci dari keberhasilan Paulus bisa dilihat dalam 1 Tim. 1:12-13:
1. Kesadaran akan makna anugerah yang besar
Paulus tidak menganggap dirinya lebih baik dari orang lain. Paulus justru merasa bahwa dia yang dahulu adalah seorang penghujat, seorang yang ganas dan seharusnya dimurkai tetapi justru mendapat kasih karunia Allah. Ini yang membuat Paulus selalu belajar rendah hati dan tidak menjadi sombong, namun ia terus belajar bagaimana menaruh diri sebagaimana mestinya dihadapan Allah. Paulus menyadari bahwa dirinya bukan siapa-siapa dihadapan Allah hanya karena kasih karunia Tuhan ia bisa melayani-Nya dengan luar biasa.
2. Paulus memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan
Salah satu tulisan di dalam Fil. 3:10 “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.” Seorang sehebat Paulus mengatakan bahwa dirinya tidak cukup mengenal Tuhan padahal dia menulis Kitab Perjanjian Baru dengan cukup banyak. Tetapi inilah kehausan Paulus untuk mengenal Tuhan.
Ketika seseorang memiliki relasi yang dekat dengan Tuhan, maka ia akan senantiasa belajar mencari tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan di dalam kehidupannya. Marilah kita senantiasa sadar bahwa anugerah Tuhan yang besar tidak lepas dari bagaimana seseorang menjalin relasi dengan Dia. Menjalin relasi dengan Tuhan tidak bisa dilepaskan dari doa dan firman. Amin
Sumber:
- Finishing Well oleh Pdt. Albert Kurniawan
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=iAyHiW8Yh5M
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th