Image 1
Image 2
Image 3

Ikutlah Menderita (2 Tim 2:3) Part 1



Di dalam 2 Tim. 2:3 ada sesuatu yang berbeda, dikatakan ‘ikutlah menderita’ di sini rasul Paulus tidak sedang memuja penderitaan melainkan ia meluruskan pemahaman yang mengatakan bahwa penderitaan adalah dosa sehingga ada orang yang berjuang lepas dari penderitaan. Misalnya ketika seseorang mengalami musibah, kemudian ia berkata apa dosa yang telah saya lakukan sehingga musibah ini menimpa diri saya. 

Ada ajaran agama yang mengatakan semakin menderita maka semakin mudah menuju surga, sehingga mereka mengatakan lebih baik menderita supaya mudah masuk surga. Di dalam sejarah Kristen pernah ada orang yang memilih jalan hidup sederhana dan menderita sebagai bentuk perkenanan kepada Tuhan. Tetapi sesungguhnya di dalam kekristenan tidak ada yang menjadikan hidup menderita merupakan syarat masuk surga.

Menurut padangan Kristen penderitaan adalah sesuatu perjalanan yang akan dialami oleh orang percaya sekalipun sudah ada di dalam Kristus. Penderitaan lahir dari faktor eksternal pada awalnya secara teologis karena dari dosa manusia, namun godaan datang dari luar (Kej. 3). Akibat dosa ini kemudian terjadilah penderitaan  bagi Adam dan Hawa serta seluruh ciptaan yang lain. Sejalan dengan perjalanan manusia, setelah jatuh ke dalam dosa maka penderitaan terbagi menjadi dua faktor, yaitu:

a. Faktor Internal

Penderitaan datang karena keinginan kedagingan dan hawa nafsu manusia yang membuat dirinya menderita. Penderitaan ini berupa fisik, ekonomi, atau pun mental, misalnya ketika seseorang makan dengan kerakusan maka ia akan menderita berbagai macam penyakit yang diakibatkan dari hawa nafsu.

b. Faktor Eksternal

Penderitaan yang datang karena kerusakan daripada sistem dunia ini sehingga ada orang yang menganiaya orang percaya misalnya dilarang beribadah, bencana alam, inflasi, kekacauan politik dan lain sebagainya. 

Jika dilihat di dalam surat pastoral yang ditulis Paulus kepada Timotius, maka ia mengingatkan hal ini bukan soal cara mengatasi penderitaan tetapi ajakan untuk menderita. Menderita di sini diartikan panggilan yang bukan untuk dihindari tetapi panggilan yang harus dijalani. Maka yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana orang Kristen menjalani panggilan menderita menurut rasul Paulus?

1. Jadikan Penderitaan sebagai Persekutuan dengan Kristus

Paulus memberikan contoh bagaimana dirinya sendiri menderita sebagai pelayan Tuhan. Paulus sepertinya tidak memiliki kekurangan karena ia begitu semangat dalam memberitakan Injil, memiliki filsafat yang sangat hebat, orang terpandang dan orang pebisnis, setia dalam melayani, namun walaupun demikian ia juga mengalami penderitaan. Paulus mengatakan bahwa ia memang tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, walaupun demikian ia tidak mengeluh tetapi ia justru memberi penjelasan bahwa penderitaannya sebagai persekutuan dengan Kristus (Fil 3:10-11).

Paulus rela menderita karena bagi dia penderitaan adalah cara menemukan perjalanan hidupnya menjadi layak dan berkenan ketika ia mengalami apa yang dialami Yesus seperti memikul salib, dihina, mati dan bangkit. Bagi Paulus semua penderitaan yang dialami adalah bagian yang diijinkan Tuhan supaya ia semakin memiliki pola pikir seperti Yesus, menghargai hidup seperti Yesus dan memiliki orientasi hidup yang hanya untuk Kristus serta menyenangkan Dia.


Sumber:

  • Ikutlah Menderita (2 Tim 2:3), oleh Pdt. Daniel Ronda
  • Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=ML9w7yLxnQY&t=612s
  • Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/

Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Lebih baru Lebih lama