Image 1
Image 2
Image 3

He Took My Place Part 1



He took my place diartikan Yesus mengambil tempat atau menggantikan saya (Mar. 15:33-39). Pada masa perang dunia yang kedua, ada satu kisah sekelompok tahanan perang yang dipekerjakan oleh tentara Jepang di suatu pembuatan rel kereta api. Suatu sore tatkala para tahanan perang sudah selesai bekerja, alat-alat sekop dihitung dan hilang satu. Maka kemudian tentara-tentara Jepang meminta para tahanan perang mengaku dan ternyata tidak ada yang mau mengaku. Akhirnya tentara Jepang marah, lalu berkata ‘kalau sampai tidak ada yang mengaku kalian semua mati.’ Tentara Jepang ini untuk menunjukkan bahwa ucapannya serius, ia kemudian mengambil senapan. Lalu di dalam kemarahan tentara Jepang tersebut, tiba-tiba dari para tawanan perang dan kemudian berdiri serta mengaku ‘saya yang mengambil sekop.’

Setelah mendengar ucapan dari salah satu tawanan perang tersebut, ia kemudian dipukul kepalanya, ditendang, dengan senapan kepala kembali dipukul dan sampai tergeletak hingga meninggal. Lalu setelah tawanan perang ini meninggal, mayatnya disingkirkan dan para pekerja kembali ke tempatnya dan sekop itu kembali dihitung. Ternyata sebelumnya sekop itu ketika dihitung salah, jadi sekop itu sebenarnya tidak ada yang hilang dan tahanan yang telah dibunuh tidak pernah mencuri sekop tersebut. Namun tawanan yang telah dibunuh ini, mengorbankan nyawanya supaya teman-temannya dapat hidup. 

Peristiwa ini juga mengingatkan kita sebagai orang percaya suatu peristiwa yang sangat Agung yaitu tindakan yang Yesus lakukan bagi umat-Nya (Yoh. 15: 13). Dalam Mark. 15:33-39, kita melihat satu kebenaran yaitu kematian Yesus diatas kayu salib adalah kematian yang menggantikan umat-Nya. Dengan demikian yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Yesus mati di atas kayu salib menggantikan umat-Nya?

1. Supaya umat-Nya terlepas dari penderitaan yang dahsyat karena murka Allah

Markus 15: 33-34 mencatat ada keterangan kegelapan, meliputi tempat Yesus dimana disalib. Hal ini bukanlah suatu hal yang biasa tetapi ini menunjukkan kegelapan dimana murka Allah sedang dijalankan dan ditanggung oleh Yesus diatas kayu salib. Kegelapan seringkali dipakau untuk digambarkan akan penderitaan dahsyat dineraka misalnya di Mat. 8:12, Mat. 22:13; 2 Pet. 2:17 dan sebagainya. 

Pada waktu Yesus berseru Eloi Eloi Lama Sabachthani atau AllahKu AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku, ini bukan terjadi perpisahan tempat antara Yesus dan Allah Bapa sehingga Ia berkata meninggalkan, bukan juga diartikan KeAllahan Yesus meninggalkan kemanusiaan-Nya. Tetapi yang dimaksud teriakan Yesus Allahku AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku adalah keterpisahan relasi kasih, dimana Allah Bapa membiarkan Allah Anak menanggung murka-Nya yang seharusnya dikenakan kepada manusia berdosa. Allah melakukan semua itu di dalam Yesus Kristus, supaya manusia terlepas dari penderitaan dahsyat yaitu murka-Nya terhadap orang berdosa.

2. Agar umat-Nya dapat bersekutu kembali dengan Allah

Di dalam ay. 38 dikatakan “Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.”  Pada masa itu Bait suci di Yerusalem menjadi pusat keagamaan orang-orang Yahudi. Di dalam Bait suci terdapat tirai yang memisahkan ruang yang Maha Kudus dengan tempat ruangan lain bagi umat Tuhan yang berdosa. Ini menunjukkan bahwa dosa memisahkan persekutuan manusia dengan Allah.



Sumber:

  • He Took My Place, oleh Pdt. Paulus Surya
  • Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=nm2TMZbSDIo
  • Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/

Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Lebih baru Lebih lama