Bagi sebagian orang doa adalah sesuatu hal yang biasa dikerjakan dan dilakukan. Bahkan sebagian dari orang Kristen doa adalah suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari lakukan misalnya doa makan, doa sebelum bekerja dan lain sebagainya. Oleh karena hal ini banyak orang yang mengerjakan dan melakukan kegiatan berdoa menggangap bahwa dirinya sudah bisa berdoa atau tahu berdoa. Tetapi benarkah demikian?
Banyak orang Kristen melakukan aktivitas doa, tetapi tidak semua yang disebut berdoa merupakan doa yang benar dan tepat dihadapan Tuhan. Doa-doa yang dianggap sebuah permohonan atau ucapan meminta sesuatu kepada Tuhan merupakan sebuah proses mengasese apa yang diharapkan dan inginkan supaya Tuhan penuhi. Maka yang menjadi pertanyaan adalah apakah meminta adalah sesuatu yang salah? Atau apakah membangun disiplin rohani dan rutinitas berdoa adalah sesuatu hal yang salah?
Meminta kepada Tuhan bukanlah hal yang salah dan melakukan disiplin rohani adalah sesuatu hal yang baik. Tetapi letak kesalahannya ada di dalam doa-doa ritualistic belaka, doa-doa yang isinya hanya permintaan karena lagi butuh sesuatu sehingga tidak lagi bersekutu dengan Tuhan Allah Tritunggal, doa tidak lagi menjadi moment persekutuan kita dengan Allah Tritunggal. Ada 3 artinya doa sebagai sebuah persekutuan dengan Allah tritunggal, yaitu sebagai berikut:
1. Doa yang dihayati menghampiri Bapa yang di surga
Setiap kali kita berdoa kita tidak boleh lupa bahwa sesungguhnya setiap kali berdoa, kita berdoa kepada Bapa di surga. Ada banyak orang Kristen ketika memimpin doa atau ketika berdoa secara pribadi mereka cuman berkata Tuhan terimakasih. Hal ini bukanlah hal yang salah total tetapi penghayatan jadi berbeda, jika kita hanya berkata kepada Tuhan maka relasinya berbeda ketika menyapa dan mengimani bahwa kita datang kepada bapa yang surga. Sama seperti yang diajarkan Tuhan Yesus bagaimana seharusnya berdoa yaitu memulai dari Bapa kami yang ada di dalam surga.
Ketika kita memanggil Bapa di dalam doa kita maka yang terjadi adalah rasa intim dengan Tuhan. Tetapi jika kita hanya menyapa Dia Tuhan maka ada jarak yaitu menyadari Tuhan adalah pencipta dan kita rendah. Hal ini memang tidak salah namun di dalam doa orang-orang Kristen seharusnya dihayati sebagai sebuah relasi kasih yang sangat intim dengan Bapa di surga. Di dalam keintiman yang dibicarakan adalah anak perlu datang kepada Bapa sebagai sebuah wujud kasih kepada Bapa, anak menyatakan kasihnya kepada Bapa dan ini berbicara sikap hati. Katika kita menyapa Bapa di surga sebenarnya yang diharapkan adalah kita sedang menyapa Bapa dengan penuh kasih dan mengasihi Dia yang telah memberikan Anak-Nya yang tunggal mati di atas kayu salib dan bangkit demi menebus dosa manusia. Dengan menyapa Allah sebagai Bapa di dalam doa sebagai wujud ekspresi kasih yang mengasihi Dia dengan sepenuh hati.
Sumber:
- Berdoa: Bersekutu dengan Allah Tritunggal Oleh Ev. Samuel Sugiarto
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=F2AcdJcs3cg&t=379s
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th