Pada awal manusia jatuh ke dalam dosa karena iblis. Iblis mengajar manusia agar lepas, bisa menentukan akan kebenaran sendiri, menentukan apa yang dipandang baik berdasarkan cara pandanganya manusia. Dengan kata lain manusia tidak perlu lagi menjadikan Tuhan sebagai Tuhan di dalam hidupnya. Mungkin saja kita tetap hormat kepada Tuhan tetapi posisinya bukan sebagai Tuhan. Bisa jadi kita tetap beribadah kepada Tuhan tetapi bukan menjadikan Dia sebagai Tuhan yang menciptakan, menyelamatkan, pusat dan sumber kehidupan kita. Godaan terbesar inilah yang perlu diwaspadai ketika ingin hidup semakin serupa dengan Yesus Kristus. Perjalanan kehidupan untuk menuju semakin serupa Yesus tidaklah mudah.
Ada 3 titik rawan di dalam kehidupan manusia jikalau tidak menjadikan Tuhan sebagai model di dalam kehidupan, yaitu sebagai berikut:
1. Mengabaikan Tuhan
Kehidupan orang yang mengabaikan Tuhan adalah kehidupan yang tidak memperhitungkan Tuhan di dalam urusan apapun. Artinya kita mengatur hidup sendiri tanpa peduli tentang Tuhan. Orang yang memiliki ciri ini adalah orang yang juga tidak suka melakukan ritual keagamaan karena bagi dia semua itu adalah omong kosong. Orang-orang yang memiliki hidup seperti ini adalah orang yang percaya Tuhan secara pengakuan bibir tetapi di dalam kehidupannya ia tidak melibatkan Tuhan sama sekali. Jika kita bertanya adakah orang Kristen semacam ini?
Jika kekristenan hanya sekedar agama Kristen maka jelas jawabanya ada dan sangat mungkin. Banyak orang yang lahir di dalam keluarga Kristen tetapi belum tentu kehidupannya betul-betul menjadikan Kristus sebagi Tuhan. Ketika seseorang beragama karena tradisi keluarga sudah jelas sangat mungkin orang tersebut mengabaikan Tuhan, meskipun ia tidak menolak filsafat kepercayaan adanya Tuhan tetapi di dalam hidupnya ia tidak pernah melibatkan Tuhan.
Orang-orang yang sudah benar-benar mengenal Kristus bukanlah hanya sekedar beragama tetapi ia memang orang yang sudah beriman, sudah pernah menyatakan pertobatan hidup, sudah pernah hidupnya dipersembahkan kepada Tuhan. Maka pertanyaan adalah apakah mungkin orang-orang yang seperti ini bisa melupakan Tuhan di dalam kehidupannya? Orang-orang yang demikian bisa tetap jatuh.
Ada perbedaan orang-orang di dalam Kristus yang sudah bertobat tetapi kemudian jatuh dengan orang-orang yang belum bertobat. Bagi orang-orang yang sudah di dalam Kristus maka Roh Kudus yang tinggal di dalam hati tidak akan pernah diam untuk mengajak dan mengingatkan orang tersebut akan keberadaan Tuhan. Roh kudus tidak akan pernah berhenti untuk mengiring orang tersebut untuk insyaf dari kejatuhannya atau di dalam dosanya.
Sumber:
- Titik-titik Rawan Perjalanan Iman, oleh Ev. Samuel Sugiarto
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=I9CNOhpUbMg
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th