Sejauh mana kita hidup berdasarkan tujuan hidup? Sebuah perusahaan di London pernah melakukan penelitian 100.000 penjepit kertas. Penelitian ini menarik karena ternyata banyak penjepit kertas yang dipakai tidak sesuai dengan tujuannya, banyak yang bengkok karena dipegang-pegang selama percakapan telepon oleh seseorang, banyak yang dijadikan tusuk gigi, banyak yang dijadikan membersihkan pipa atau membersihkan kuku dan tangan, alat untuk ngelem, tanda taruhan di kartu bahkan banyak yang jatuh tersapu. Hanya dari seratus ribu penjepit kertas yang benar-benar dipakai sesuai dengan tujuannya sebagai penjepit kertas ada sekitar dua puluh ribu. Hal ini mengingatkan apakah kita sudah menjalani hidup ini sesuai dengan tujuan hidup yang Tuhan mau yaitu benar-benar hidup yang memuliakan nama Tuhan, memajukan Injil Kristus di tengah-tengah bidang dan pekerjaan, pelayanan kita masing-masing.
3. Hidup Untuk Meninggikan Kristus
Hidup yang tidak sia-sia ternyata bukan hanya tahu tujuan hidup kita, menghidupi kehidupan sesuai dengan tujuan hidup, tetapi juga kita harus melihat apakah hidup yang jalani ini meninggikan Kristus atau tidak. Kalau tidak berarti kita harus mengevaluasi apakah tujuan hidup kita yang kita jalani sudah benar atau belum dan pasti tidak benar jikalau tidak meninggikan Kristus. Ay. 7:8 Yohanes pembaptis berkata “sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku membungkuk dan membuka tali kasutnya pun aku tidak layak” Istilah membungkuk dan membuka tali kasut adalah pekerjaan budak pada waktu itu. Tetapi Yohanes pembaptis terhadap Tuhan Yesus, dia merasa sebagai budak pun ia tidak layak. Karena Yesus adalah pribadi yang dia kenal yaitu bersifat Ilahi dan Yesus memang adalah Allah sendiri.
Mengapa di Matius Lukas kita bisa menemukan silsilah Tuhan Yesus, tetapi di Markus tidak? Di samping karena memang ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi yang tidak begitu mementingkan silsilah. Di Markus Tuhan Yesus diperkenalkan sebagai hamba yang memang tidak perlu silsilah, tetapi juga diperkenalkan sebagai hamba sekaligus Allah yang juga tidak perlu silsilah. Yohanes pembaptis hidupnya meninggikan Kristus. Hidup yang tidak sia-sia hidup yang bermakna adalah hidup yang tahu tujuan hidup, menghidupi sesuai dengan tujuan hidup dan harus meninggikan pribadi yang paling Agung di dalam dunia yaitu Yesus Kristus. Sejauh mana hidup kita meninggikan Yesus Kristus?
Satu kali Ada seorang penjahat yang masuk ke toko yang menjual barang-barang seperti kamera, setrika dan sebagainya. Anehnya penjahat ini masuk ke toko itu malam-malam, tidak mengambil satupun barang di situ. Tetapi penjahat itu hanya mengganti-ganti akan label harga daripada barang-barang di situ kamera yang harganya Rp500 dolar diambil label harganya ditukar dengan setrika yang mungkin cuma 25 dolar. Jadi kameranya harganya 25 setrikanya menjadi 500 dolar. Pada waktu ditukar-tukar begitu lalu penjahat itu pergi. Besoknya toko itu buka, para pembeli itu banyak yang senang karena menemukan kamera harganya cuma 25 dolar. Penjual atau orang-orang yang bertugas tidak menyadari hal tersebut sampai sudah siang hampir sore baru mereka sadar kalau ada orang yang mengganti-ganti label harga.
Cerita ini mau menunjukkan bahwa di dalam kehidupan kita manusia seringkali kita ini salah menaruh penghargaan. Hal-hal yang seharusnya kita hargai yang berhubungan dengan Kristus kita hargai rendah. Hal-hal yang kurang berguna kita hargai tinggi, misalnya mungkin kita memberikan banyak waktu untuk film-film seri berjam-jam namun untuk membaca buku rohani hanya kita beri beberapa menit bahkan tidak sama sekali, kita berani keluarkan uang banyak untuk yang menyenangkan diri kita tetapi untuk pekerjaan Tuhan sering kali kita tidak melakukan hal itu, kita itu begitu giat upload foto-foto ketika jalan-jalan di mana tetapi kita enggan dan tidak mau upload hal-hal yang bersifat rohani yang meninggikan Kristus. Sebenarnya tidak salah jika mengupload foto-foto diri, tetapi sering kali kita menaruh tekanan itu menjadi tidak pas. Harusnya hal-hal yang meninggikan Kristus itu yang kita beri tekanan.
Jadi, sejauh mana kita telah menjalani hidup ini tidak sia-sia tetapi justru bermakna kelak, kenalilah tujuan hidup, hidup sesuai dengan tujuan hidup tersebut dan tentunya sesuai dengan firman dan intropeksi dirimu apakah semua yang kita lakukan sudah meninggikan Kristus atau belum.
Sumber:
- JANGAN SIA-SIAKAN HIDUPMU, Oleh Paulus Surya
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=2rS41qcAbqc
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th