Seberapa besar iman yang dimiliki Maria? Mari kita lihat berikut ini:
1. Maria Berkata Aku Ini Adalah Hamba Tuhan
Hamba dalam bahasa aslinya adalah budak. Jawaban Maria ‘aku ini adalah hamba Tuhan’ bukanlah jawaban yang dikarenakan frustasi sebagai wanita yang diberikan masyarakat kepadanya atau sebagai keluarga miskin lalu menyamakan dirinya sebagai budak. Tetapi ini menunjukkan kedekatan dirinya sebagai hamba dengan tuannya yaitu Tuhan. Maria mengungkapkan sebagai hamba bukan sekedar mengakui sebagai hamba tetapi menunjukkan dirinya benar-benar adalah hamba Tuhan. Maria yang di mata masyarakat kurang dihargai kehadirnnya namun, dimata Tuhan ia memiliki status yang lebih tinggi sebagai hamba dari Tuhan. Jadi, jawaban Maria aku ini adalah hamba merupakan jawaban iman yang sejati.
Jawaban Maria ‘jadilah padaku menurut perkataanmu itu’ merupakan jawaban yang sangat dasyat karena ini adalah bukti seberapa besar iman yang dimiliki Maria. Disini kita melihat Maria memiliki satu kualitaa iman yang luar biasa dan tercermin melalui ketaatannya untuk bersedia melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi dirinya. Ketaatan Maria disini disebut sebagai ketaatan secara total.
Mengapa Maria bisa melakukan ketaatan total? Alasannya adalah karena Maria memiliki relasi kedekatan dengan Tuhan. Kedekatan yang seperti ini mencerminkan Maria yang memahami Taurat Tuhan. Maria memiliki pemahaman tentang nubuatan Mesias yang sedang dinubuatkan kedatangan-Nya oleh bangsa Israel. Maria memiliki kedekatan dengan Tuhan karena di dalam dirinya ia selalu menghidupi Taurat Tuhan dan menaati Taurat Tuhan tersebut di dalam kehidupannya sehari-hari. Jadi ketika melihat bagian ini, Maria tidak serta merta mengatakan jadilah padaku menurut perkataanmu itu. Tetapi Maria dalam kehidupannya sudah memiliki relasi yang intim dengan Allah. Maria tidak hanya belajar firman Tuhan melainkan dia paham, mengalami sehingga ia mengagumi kebenaran firman Tuhan. Kekaguman Maria terhadap firman Tuhan membawa dia mengagumi akan Allah yang telah berinisiatif mengutus malaikat-Nya menemui Maria.
2. Maria Memiliki Relasi Yang Intim Dengan Tuhan
Sebagai seorang yang memiliki relasi yang demikian dekat dengan Allah, membuat Maria semakin mengenal akan Allah. Pengenalan akan Allah dan kekagumana Maria kepada-Nya sehingga membuat ia mampu percaya kepada kehendak Tuhan. Maria berani menghadapi resiko dicibir masyarakat dan menanggung beban yang sangat berat dengan mengatakan jadilah padaku menurut perkataanmu itu. David E. Garland mengatakan ‘saya tidak tahu artinya semua ini, tetapi saya percaya Tuhan melakukan apa yang baik. Dia tidak mengatakan: Tunggu, biarkan saya melihat apakah ini benar, dan kemudian saya akan menjadi seorang pelayan Tuhan. Tetapi dikatakan Maria itu dengan lembut, sopan dan anggun menerima apa yang dikatakan malaikat itu dan tidak meminta informasi lebih lanjut. Dia menerima sebagai kebenaran bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah.’
3. Maria Menerima Perannya Sebagai Alat Tuhan Untuk Digunakan Sesuai Keinginan Tuhan Yang Berdaulut
Maria sangat mengerti bahwa Tuhan berdaulat atas hidupnya, maka dia mau dipakai memiliki peranan sebagai alat Tuhan. Maria tidak diminta Tuhan menjadi wanita yang melakukan hal-hal yang ajaib melainkan melalui imannya diwujud nyatakan melalui menaati kehendak Allah untuk terlibat dalam rencana keselamatan bagi manusia melalui kelahiran Yesus ke dalam dunia. Maria tidak diminta melakukan hal yang ajaib tetapi diminta untuk menyerahkan secara total dirinya dan dia mau dipakai sebagai alat Tuhan.
Sebagai orang percaya yakinlah bahwa Tuhan bekerja melalui manusia yang setia, yang mempercayai kekuatan-Nya untuk memenuhi janji-janji-Nya dan yang menyerahkan diri pada kendali-Nya. Karya Allah melampaui segala pikiran manusia akan terjadi! Maka dari itu marilah kita menghidupi iman dengan ketaatan menjalani segala kehendak dan perintah-Nya walaupun kadang diluar kemampuan kita memahaminya. Ingatlah : Bila Allah meminta kita melakukan segala sesutu, Dia bersama dengan kita dan kasih karunia-Nya dianugerahkan kepada kita, maka kita sanggup melakukannya!.
Bahan Renungan:
1. Seberapa besar iman yang kumiliki?
2. Seberapa sering atau seberapa besar kerinduan kita menanggapi perintah Allah untuk kita kerjakan yang dinyatakan Allah melalui kebenaran firman Tuhan?
3. Seberapa dalam relasi yang intim dan seberapa dalam kita mengenal Tuhan?|
4. Apakah kita belajar terus atau bertekun menaati kebenaran firman Tuhan setiap hari?
Sumber:
· Seberapa Besar Iman Yang Kumiliki?, oleh Pdt. Bambang Wijanto
· Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=G1AKNkjgnDI
· Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th