Image 1
Image 2
Image 3

Yang Penting Bukan Umur Panjang, Tapi Berkualitas

 


Baru-baru ini saya memberikan selamat ulang tahun kepada seorang ibu yang berumur 89 tahun. Lalu saya berkata semoga terus panjang umur, kemudian ia langsung menjawab “Oh jangan, jangan saya sudah panjang ini umurnya dan saya makin tidak bisa apa-apa. Saya pengen deket-deket menghadap Tuhan saja” (Ujar ibu yang berulang tahun).

Idealnya memang kita itu bisa panjang umur dan bisa melakukan apa saja. Tetapi yang lebih penting adalah menjalani hidup yang berkualitas. Mau umur kita panjang ataupun tidak yang lebih penting adalah menjalani hidup yang berkualitas.

Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar kebenaran firman Tuhan dari seorang tokoh yang umurnya tidak terlalu panjang, tetapi hidupnya berkualitas namanya adalah Yonatan. Yonatan memang tidak dicatat sampai umur berapa di dalam Alkitab, tetapi dia mati di dalam peperangan. Para penafsir memperkirakan dari data-data yang ada Yonatan menjalani hidup yang berkualitas, bisa dilihat di dalam kitab 1 Samuel secara khusus. Jelaskan bahwa Yonatan menjalani hidup yang berkualitas meskipun umurnya hanya sekitar 40 tahun.

Nama Yonatan berarti Give Of God artinya hadiah dari Tuhan. Yonatan memiliki karakter sesuai namanya, dan ia telah hidup sesuai dengan arti namanya. Kehadiran Yonatan adalah semacam hadiah dari Tuhan bagi bangsa Israel, bagi keluarganya, teman-temannya khususnya Daud sahabatnya.

 

 Hal apa yang bisa bisa di pelajari dari kehidupan Yonatan?

1.      Yonatan menempatkan kehendak Allah diatas keinginan atau ambisi pribadinya

 

Menempatkan kehendak Allah itu yang menjadi hal terpenting di dalam kehidupan Yonatan. 1 Samuel 18:4 mencatat bahwa pada waktu Yonatan melihat Daud dan kemudian mengasihi Daud. Yonatan tahu bahwa Daud dipilih Tuhan untuk menjadi pemimpin bangsa Israel, maka baju kebesaranya diberikan kepada Daud. Karena Yonatan melihat Daud seorang gembala, pakaian yang biasa atau bahkan compang-camping. Sehingga Yonatan memberikan baju kebesarannya kepada Daud. 1 Samuel 23:17, Daud ditemui oleh Yonatan pada waktu ia dikejar-kejar Saul untuk dibunuh. Yonatan berkata kepada Daud “kamu tidak akan terbunuh oleh ayahku, tidak akan karena Tuhan sudah memilihmu menjadi raja Israel dan biarlah aku menjadi orang kedua setelah engaku.”  Padahal jika kita melihat Yonatan ini anak tertua dari raja Saul, yang seharusnya menjadi raja mengantikan Saul. Tetapi Yonatan tahu bagi dia kehendak Allah yang paling penting dan harus terlaksana. Yonatan tahu bahwa Daud telah diurapi Tuhan menjadi raja Israel. Yonatan tahu kehendak Tuhan dan ia tidak mempermasalahkan mengenai takhta. Yonatan mau menempatkan kehendak Tuhan diatas ambisi atau keinginan pribadi. Yonatan mengerti bagiannya bahwa Tuhan tidak memberikan kedudukan Israel kepadanya, tetapi kepada Daud dan ia menerimanya. Saudara demikian juga dengan kita, supaya bisa menempatkan kehendak Allah diatas keinginan pribadi kita maka itulah hidup yang berkualitas.

Kehendak Tuhan bisa dilihat di dalam Yohanes 6:28-29, pada waktu orang Yahudi bertanya kepada Yesus “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?”  Jawab Yesus “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang diutus Allah."  Yang diutus Allah menunjuk kepada Yesus sendiri. Percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Jurus Selamat itu kehendak Tuhan yang terpenting. Hanya melalui Yesus memiliki hidup yang berarti dan hidup yang bernilai kekal.

Di dalam perang dunia yang kedua seorang yang mekanik Inggris dipaksa oleh tentara nazi untuk memperbaiki tank, kebetulan tank tentara nazi macet. Mekanik Inggris ini tidak biasa memperbaiki tank, tetapi karena di bawah ancaman sejata dia meminta buku manual pengoperasian tank tersebut. Kemudian mekanik ini mempelajari buku manual pengoperasian sebentar, tidak lama setelah itu dia mengotak-atik tank dan membetulkannya. Kebetulan mekanik dari Inggris ini tidak percaya Kristus, tetapi kemudian dia berpikir kalau tank saja ada buku manual untuk mengoperasikan berarti manusia pasti ada buku manuslanya. Singkat cerita akhirnya dia mengenal Alkitab, mengenal Yesus Kristus, dan kemudian dia mulai hidup berdasarkan buku manual dari hidup manusia yaitu Alkitab. Ia menempatkan akan kehendak Allah yang dia kenal melalui firman Tuhan yaitu Yesus Kristus sebagai yang terpenting dan itulah hidup yang berkualitas.

 

 

2.      Yonatan adalah Seorang Yang Berani Menyatakan Kebenaran

Dalam 1 Samuel 19:4-5, Yonatan mengatakan kepada Saul yang mau membunuh Daud ”Janganlah raja berbuat dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu; bukankah apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu! Ia telah mempertaruhkan nyawanya dan telah mengalahkan orang Filistin itu, dan TUHAN telah memberikan kemenangan yang besar kepada seluruh Israel. Engkau sudah melihatnya dan bersukacita karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap darah orang yang tidak bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?"  Yonatan berani menyatakan kebenaran kepada ayahnya yang adalah Raja Israel pada waktu itu, yang berkuasa. Yonatan berani berbicara kebenaran walaupun taruhannya itu adalah nyawanya sendiri. Saul pun kemudian memang mau membunuh Yonatan anaknya, karena membela Daud. Tetapi Yonatan tidak takut menyatakan kebenaran.

Yonatan mengenal kebenaran dan dia tidak takut untuk menyatakannya dan itu menjadi suatu kesaksian yang baik. Sama halnya juga dengan kita, menempatkan kehendak Allah sebagai yang utama, tetapi kita juga berani menyatakan kebenaran itulah hidup yang berkualitas.  Satu cerita sejarah orang-orang Kristen pada zaman kekristenan Romawi dimana orang Kristen dianiaya, tetapi mereka tetap berani untuk menyatakan kebenaran tentang Kristus. Orang Kristen pada saat itu bahkan berani beribadah meskipun mereka harus beribadah di tempat-tempat yang sulit untuk ditemukan oleh orang-orang Romawi. Satu kali kaisar Romawai mengutus dua mata-mata masuk kepada lingkungan orang-orang Kristen. Tujuannya adalah agar orang-orang Kristen bisa ditanggap dan dibunuh. Akan tetapi dua mata-mata dari Romawi ketika masuk di lingkungan orang-orang Kristen, mereka justru melihat bahwa orang-orang Kristen ini hidupnya berbeda. Dua mata-mata ini melihat bahwa orang Kristen ini tetap berani untuk menyatakan kebenaran walaupun taruhannya adalah nyawa. Akhirnya dua orang mata-mata itu bukannya kemudian membawa berita ke Kaisar, tetapi malah bertobat menerima Tuhan Yesus Sang Kebenaran. Hidup yang berkualitas meskipun tidak terlalu panjang, belajar daripada kehidupan Yonatan. Yonatan hidup bukan hanya menempatkan kehendak Allah diatas kepentingan pribadi tetapi juga yang berani menyatakan kebenaran yang dikenalnya. 

 

3.      Yonatan Seorang yang Setia Sampai Akhir Hidupnya

1 Samuel 31:1- 2 “Sementara itu orang Filistin berperang melawan orang Israel. Orang-orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin dan banyak yang mati terbunuh di pegunungan Gilboa. Orang Filistin terus mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan Yonatan, Abinadab dan Malkisua, anak-anak Saul.”  Dari sini kita bisa melihat bahwa Yonatan itu adalah seseorang yang setia sampai akhir hidupnya. Meskipun ayahnya Saul mempunyai banyak kelemahan dan karakternya tidak baik, tetapi ia tahu bahwa Saul adalah raja yang diurapi Tuhan.  Maka dari itu Yonatan tetap setia mendampingi Saul, dan tidak meninggalkannya. Yonatan tetap setia kepada ayahnya, apalagi kepada Daud sahabatnya. Kesetiaan Yonatan kepada Daud dapat terlihat pada saat Daud mengalami kesulitan, dikejar-kejar Saul mau dibunuh.

Kesetiaan kita teruji melalui tekanan, kesulitan, dan ujian. Yonatan sudah melalui semua ini dan ia tetap setia sampai akhir hidupnya. Kita tidak tahu hidup kita berapa panjang tetapi sepanjang-panjangnya hidup kita, hanya akan berkualitas jika menempatkan kehendak Allah di atas ambisi pribadi.

Ada satu ilustrasi, ada 2 telur satu telur dilempar langsung pecah dan satu telur dilempar ternyata tidak pecah. Perbedaan kedua telur ini adalah telur yang pertama pecah karena telurnya mentah, tetapi telur yang kedua adalah telur matang sehingga ketika ia jatuh tidak pecah tetapi retak. Kerohanian kita juga demikian karena kebenaran firman, relasi kita dengan Tuhan Yesus membuat kita terus bertumbuh. Kerohanian kita makin matang, sehingga ketika ada kesulitan kita akan tetap bertahan.

Oleh karena itu, ada tiga kehidupan kualitas hidup Yonatan yang bisa digambarkan yaitu:Pertama Yonatan mengutamakan kehendak Allah yang menggambarkan juga Yesus Kristus yang selalu mengutamakan kehendak Allah sampai rela mati di kayu salib, Yonatan memberikan pakaiannya untuk Daud sahabatnya, Tuhan Yesus juga memberikan pemakaiannya yaitu pakaian keselamatan untuk kita dan pakaian compang-camping kita yaitu dosa kita ditanggungnya dipakai oleh Yesus di kayu salib, Kedua Yonatan menyatakan kebenaran dan Yesus adalah Sang Kebenaran sampai memberikan nyawanya. Ketiga Kalau Yonatan setia sampai akhir hidupnya, Yesus adalah satu-satunya yang setia sampai pada akhirnya dengan sempurna. Hanya di dalam Yesus Kristus kita di mampukan untuk memiliki hidup yang berkualitas. Amin.

Lebih baru Lebih lama