Baru-baru
ini saya memberikan selamat ulang tahun kepada seorang ibu yang berumur 89
tahun. Lalu saya berkata semoga terus panjang umur, kemudian ia langsung menjawab
“Oh jangan, jangan saya sudah panjang ini umurnya dan saya makin tidak bisa
apa-apa. Saya pengen deket-deket menghadap Tuhan saja” (Ujar ibu yang berulang
tahun).
Idealnya
memang kita itu bisa panjang umur dan bisa melakukan apa saja. Tetapi yang
lebih penting adalah menjalani hidup yang berkualitas. Mau umur kita panjang
ataupun tidak yang lebih penting adalah menjalani hidup yang berkualitas.
Pada
kesempatan kali ini, kita akan belajar kebenaran firman Tuhan dari seorang
tokoh yang umurnya tidak terlalu panjang, tetapi hidupnya berkualitas namanya
adalah Yonatan. Yonatan memang tidak dicatat sampai umur berapa di dalam
Alkitab, tetapi dia mati di dalam peperangan. Para penafsir memperkirakan dari
data-data yang ada Yonatan menjalani hidup yang berkualitas, bisa dilihat di dalam
kitab 1 Samuel secara khusus. Jelaskan bahwa Yonatan menjalani hidup yang
berkualitas meskipun umurnya hanya sekitar 40 tahun.
Nama
Yonatan berarti Give Of God artinya
hadiah dari Tuhan. Yonatan memiliki karakter sesuai namanya, dan ia telah hidup
sesuai dengan arti namanya. Kehadiran Yonatan adalah semacam hadiah dari Tuhan
bagi bangsa Israel, bagi keluarganya, teman-temannya khususnya Daud sahabatnya.
Hal apa yang bisa bisa di pelajari dari kehidupan
Yonatan?
1.
Yonatan
menempatkan kehendak Allah diatas keinginan atau ambisi pribadinya
Menempatkan kehendak Allah itu yang menjadi hal terpenting
di dalam kehidupan Yonatan. 1 Samuel 18:4 mencatat bahwa pada waktu Yonatan
melihat Daud dan kemudian mengasihi Daud. Yonatan tahu bahwa Daud dipilih Tuhan
untuk menjadi pemimpin bangsa Israel, maka baju kebesaranya diberikan kepada
Daud. Karena Yonatan melihat Daud seorang gembala, pakaian yang biasa atau
bahkan compang-camping. Sehingga Yonatan memberikan baju kebesarannya kepada
Daud. 1 Samuel 23:17, Daud ditemui oleh Yonatan pada waktu ia dikejar-kejar
Saul untuk dibunuh. Yonatan berkata kepada Daud “kamu tidak akan terbunuh oleh ayahku, tidak akan karena Tuhan sudah
memilihmu menjadi raja Israel dan biarlah aku menjadi orang kedua setelah engaku.”
Padahal jika kita melihat Yonatan ini
anak tertua dari raja Saul, yang seharusnya menjadi raja mengantikan Saul.
Tetapi Yonatan tahu bagi dia kehendak Allah yang paling penting dan harus terlaksana.
Yonatan tahu bahwa Daud telah diurapi Tuhan menjadi raja Israel. Yonatan tahu
kehendak Tuhan dan ia tidak mempermasalahkan mengenai takhta. Yonatan mau
menempatkan kehendak Tuhan diatas ambisi atau keinginan pribadi. Yonatan
mengerti bagiannya bahwa Tuhan tidak memberikan kedudukan Israel kepadanya, tetapi
kepada Daud dan ia menerimanya. Saudara demikian juga dengan kita, supaya bisa
menempatkan kehendak Allah diatas keinginan pribadi kita maka itulah hidup yang
berkualitas.
Kehendak Tuhan bisa dilihat di dalam Yohanes 6:28-29,
pada waktu orang Yahudi bertanya kepada Yesus “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang
dikehendaki Allah?” Jawab Yesus “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah,
yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang diutus Allah." Yang diutus Allah menunjuk kepada Yesus
sendiri. Percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Jurus Selamat itu
kehendak Tuhan yang terpenting. Hanya melalui Yesus memiliki hidup yang berarti
dan hidup yang bernilai kekal.
Di dalam perang dunia yang kedua seorang yang mekanik
Inggris dipaksa oleh tentara nazi untuk memperbaiki tank, kebetulan tank
tentara nazi macet. Mekanik Inggris ini tidak biasa memperbaiki tank, tetapi
karena di bawah ancaman sejata dia meminta buku manual pengoperasian tank
tersebut. Kemudian mekanik ini mempelajari buku manual pengoperasian sebentar,
tidak lama setelah itu dia mengotak-atik tank dan membetulkannya. Kebetulan
mekanik dari Inggris ini tidak percaya Kristus, tetapi kemudian dia berpikir kalau
tank saja ada buku manual untuk mengoperasikan berarti manusia pasti ada buku
manuslanya. Singkat cerita akhirnya dia mengenal Alkitab, mengenal Yesus
Kristus, dan kemudian dia mulai hidup berdasarkan buku manual dari hidup
manusia yaitu Alkitab. Ia menempatkan akan kehendak Allah yang dia kenal
melalui firman Tuhan yaitu Yesus Kristus sebagai yang terpenting dan itulah
hidup yang berkualitas.
2.
Yonatan
adalah Seorang Yang Berani Menyatakan Kebenaran
Dalam 1 Samuel 19:4-5, Yonatan mengatakan kepada Saul yang
mau membunuh Daud ”Janganlah raja berbuat
dosa terhadap Daud, hambanya, sebab ia tidak berbuat dosa terhadapmu; bukankah
apa yang diperbuatnya sangat baik bagimu! Ia telah mempertaruhkan nyawanya dan
telah mengalahkan orang Filistin itu, dan TUHAN telah memberikan kemenangan
yang besar kepada seluruh Israel. Engkau sudah melihatnya dan bersukacita
karenanya. Mengapa engkau hendak berbuat dosa terhadap darah orang yang tidak
bersalah dengan membunuh Daud tanpa alasan?" Yonatan berani menyatakan kebenaran kepada
ayahnya yang adalah Raja Israel pada waktu itu, yang berkuasa. Yonatan berani berbicara
kebenaran walaupun taruhannya itu adalah nyawanya sendiri. Saul pun kemudian
memang mau membunuh Yonatan anaknya, karena membela Daud. Tetapi Yonatan tidak
takut menyatakan kebenaran.
Yonatan mengenal kebenaran dan dia tidak takut untuk
menyatakannya dan itu menjadi suatu kesaksian yang baik. Sama halnya juga
dengan kita, menempatkan kehendak Allah sebagai yang utama, tetapi kita juga
berani menyatakan kebenaran itulah hidup yang berkualitas. Satu cerita sejarah orang-orang Kristen pada
zaman kekristenan Romawi dimana orang Kristen dianiaya, tetapi mereka tetap
berani untuk menyatakan kebenaran tentang Kristus. Orang Kristen pada saat itu
bahkan berani beribadah meskipun mereka harus beribadah di tempat-tempat yang
sulit untuk ditemukan oleh orang-orang Romawi. Satu kali kaisar Romawai mengutus
dua mata-mata masuk kepada lingkungan orang-orang Kristen. Tujuannya adalah
agar orang-orang Kristen bisa ditanggap dan dibunuh. Akan tetapi dua mata-mata
dari Romawi ketika masuk di lingkungan orang-orang Kristen, mereka justru
melihat bahwa orang-orang Kristen ini hidupnya berbeda. Dua mata-mata ini
melihat bahwa orang Kristen ini tetap berani untuk menyatakan kebenaran
walaupun taruhannya adalah nyawa. Akhirnya dua orang mata-mata itu bukannya kemudian
membawa berita ke Kaisar, tetapi malah bertobat menerima Tuhan Yesus Sang Kebenaran.
Hidup yang berkualitas meskipun tidak terlalu panjang, belajar daripada
kehidupan Yonatan. Yonatan hidup bukan hanya menempatkan kehendak Allah diatas
kepentingan pribadi tetapi juga yang berani menyatakan kebenaran yang
dikenalnya.
3.
Yonatan
Seorang yang Setia Sampai Akhir Hidupnya
1
Samuel 31:1- 2 “Sementara itu orang
Filistin berperang melawan orang Israel. Orang-orang Israel melarikan diri dari
hadapan orang Filistin dan banyak yang mati terbunuh di pegunungan Gilboa.
Orang Filistin terus mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan
Yonatan, Abinadab dan Malkisua, anak-anak Saul.” Dari sini kita bisa melihat bahwa Yonatan itu
adalah seseorang yang setia sampai akhir hidupnya. Meskipun ayahnya Saul
mempunyai banyak kelemahan dan karakternya tidak baik, tetapi ia tahu bahwa
Saul adalah raja yang diurapi Tuhan. Maka
dari itu Yonatan tetap setia mendampingi Saul, dan tidak meninggalkannya.
Yonatan tetap setia kepada ayahnya, apalagi kepada Daud sahabatnya. Kesetiaan
Yonatan kepada Daud dapat terlihat pada saat Daud mengalami kesulitan,
dikejar-kejar Saul mau dibunuh.
Kesetiaan
kita teruji melalui tekanan, kesulitan, dan ujian. Yonatan sudah melalui semua
ini dan ia tetap setia sampai akhir hidupnya. Kita tidak tahu hidup kita berapa
panjang tetapi sepanjang-panjangnya hidup kita, hanya akan berkualitas jika menempatkan
kehendak Allah di atas ambisi pribadi.
Ada
satu ilustrasi, ada 2 telur satu telur dilempar langsung pecah dan satu telur
dilempar ternyata tidak pecah. Perbedaan kedua telur ini adalah telur yang
pertama pecah karena telurnya mentah, tetapi telur yang kedua adalah telur
matang sehingga ketika ia jatuh tidak pecah tetapi retak. Kerohanian kita juga
demikian karena kebenaran firman, relasi kita dengan Tuhan Yesus membuat kita terus
bertumbuh. Kerohanian kita makin matang, sehingga ketika ada kesulitan kita
akan tetap bertahan.
Oleh
karena itu, ada tiga kehidupan kualitas hidup Yonatan yang bisa digambarkan
yaitu:Pertama Yonatan mengutamakan
kehendak Allah yang menggambarkan juga Yesus Kristus yang selalu mengutamakan kehendak
Allah sampai rela mati di kayu salib, Yonatan memberikan pakaiannya untuk Daud
sahabatnya, Tuhan Yesus juga memberikan pemakaiannya yaitu pakaian keselamatan
untuk kita dan pakaian compang-camping kita yaitu dosa kita ditanggungnya
dipakai oleh Yesus di kayu salib, Kedua Yonatan
menyatakan kebenaran dan Yesus adalah Sang Kebenaran sampai memberikan
nyawanya. Ketiga Kalau Yonatan setia
sampai akhir hidupnya, Yesus adalah satu-satunya yang setia sampai pada
akhirnya dengan sempurna. Hanya di dalam Yesus Kristus kita di mampukan untuk memiliki
hidup yang berkualitas. Amin.