Orang sering kali berpikir ketika menjadi anak Tuhan, maka Tuhan memberikan kasih karunia tanpa syarat. Sebagai orang percaya kita yakin Tuhan begitu baik, sehingga kita menganggap karunia Tuhan, kesempatan kenal Dia, hidup di pimpin Dia bukan sebagai barang yang berharga. Hal itu dikarenakan kita berpikir, kasih karunia yang diberikan Allah adalah gratis dan kita tidak membayar apa-apa. Akibatnya kita menggangap kasih karunia Tuhan sesuatu barang murahan.
Apakah yang dimaksud dengan bayar harga? Katakanlah
kita jatuh cinta kepada pria yang masih muda, dia ganteng, cinta Tuhan, baik,
tetapi dia juga seorang dokter yang cukup terkenal sangat dibutuhkan oleh semua
orang. Dalam keadaan seperti ini ada harga yang harus di bayar yaitu ketika
pria ini menjadi seorang suami, istri harus berani bayar harga. Ia harus merelakan
suaminya dipakai Tuhan untuk menolong orang lain. Mungkin anda membutuhkan
suami untuk menemani anda, tetapi dia juga dibutuhkan orang lain untuk
mengobati sakit mereka. Hal yang seperti ini tidak semua orang bisa menerimanya.
Semua orang mau yang indah tetapi tidak melihat konsekuensinya yaitu ada harga
yang dibayar.
Di dalam moment natal ini mengingatkan kita tentang
Maria yang dipakai Tuhan. Maria dipanggil Tuhan untuk hamil, memiliki bayi
ketika dia masih dalam masa tunangan. Harga yang dibayar Maria sangat mahal, yaitu
perasaan tunangannya Yusuf, Maria dicurigai Yusuf seumur hidup bahwa ia pernah
nakal, mulut tetangga sehingga namanya bisa jelek, dan Maria juga tidak
mengerti bagaimana orang dengan lawan jenis tanpa hubungan suami istri bisa
hamil. Tetapi yang sangat menarik Maria mengatakan biarlah terjadi apa yang
Tuhan kehendaki dengan hamba. Maria tahu kalau dia adalah hanya hamba bukan
pemilik hidup. Sebagai hamba ia hanya melayani Tuhannya. Berarti Maria tahu
untuk melayani Tuhan ada harga yang harus dibayar, nama dia, masa depan, hubungan
dia dengan orang yang begitu dekat dengan dia. Banyak hal yang Maria tidak tahu
dan begitu juga dengan kepastian hidupnya, tetapi semuanya berani dibayarnya.
Maria adalah orang yang luar biasa, dalam
kesederhanaanya sebagai seorang gadis desa,
ia berani bayar harga. Maria sadar bahwa beriman bukan cuman tahu
tentang Tuhan, bukan hanya percaya tentang nubuatan, tetapi berani bergantung
kepada Tuhan dan mendahulukan apa yang Tuhan inginkan. Hal ini yang seringkali
orang Kristen tidak pahami bahwa orang hanya mau menerima berkat, terima
mujizat, tetapi tidak mau membayar harga.
Bayar harga artinya lebih mempercayakan diri kita
kepada Tuhan, berani menunggu Tuhan, berani diubah oleh Tuhan dan melepaskan
yang kita anggap baik. Bayar harga memang tidaklah mudah, bayangkan seorang
pemimpin yang memulai pelayanan dari nol sampai menjadi besar kemudian muncul
orang-orang baru. Maka yang menjadi menjadi pertanyaan adalah apakah pemimpin
ini berani bayar harga? Yaitu memberikan kesempatan kepada orang-orang baru, mengantikan
pelayanannya dan dia minggir yang artinya ia berada di tepi, mendoakan dan
mementoring mereka yang baru. Karena biasanya orang sering punya pandangan, aku
yang memulai, saya yang mengembangkan, saya yang pegang, demi melayani Tuhan.
Ketika hal yang demikian terjadi, itu artinya pemimpin itu tidak menyiapkan
untuk generasi decade berikutnya. Jadi bayar harga berhubungan dengan cinta
kita kepada Tuhan, bukan pelayanan yang dianggap baik. Sering kali orang
kristen tidak berani membayar harga karena menggap yang dilakukan saat ini
sudah baik, sehingga ketika Tuhan berbicara kita tidak mendengarkan-Nya. Padahal
ketika kita bayar harga atau melepaskan apa yang menurut kita baik, itu artinya
kita bisa lebih siap menerima yang lebih baik dari Dia. Marilah kita
mempercayakan diri kita kepada Tuhan sepenuhnya. Karena bayar harga yang
sesungguhnya adalah hubungan cinta kita kepada Tuhan bukan hubungan jual beli
untuk mendapat sesuatu dari Tuhan.
Oleh: Pdt. Robby I Chandra