Semua orang di dunia ini mempunyai kelemahan di dalam dirinya masing-masing, misalnya kelemahan fisik, emosional, limitasi bakat dan kemampuan. Kelemahan adalah suatu keterbatasan atau sesuatu di luar kekuasaan manusia untuk mengubahnya. Kelemahan yang dimiliki oleh setiap manusia tidak perlu malu untuk mengakui, melainkan bersyukur karena memiliki kelemahan. Misalnya ketika kita memiliki kelemahan di alat pendengaran, dengan adanya kelemahan tersebut justru kita bisa lebih serius belajar dan fokus sebagai anak sekolah.
Seorang Hudson Taylor pendiri badan misi OMF pernah berkata, “semua orang besar yang dipakai Tuhan adalah orang-orang lemah.” Ada beberapa contoh orang-orang yang dipakai Tuhan di dalam kelemahan mereka, Pertama Musa memiliki kelemahan di dalam mengendalikan emosi yaitu cepat marah tetapi Tuhan mengubahnya menjadi orang yang rendah hati (Bil. 12:3). Kedua Gideon memiliki kelemahan minder dan merasa diri tidak aman, tetapi Tuhan mengubahnya menjadi pahlawan yang gagah berani (Hakim-hakim. 6:12), Ketiga Petrus memiliki kelemahan implusif dan tidak konsisten tetapi Tuhan memakainya menjadi perintis gereja mula-mula dan sebagai salah satu rasul yang terkemuka. Keempat Rasul Yohanes yang memiliki kelemahan implusif dan mudah marah sehingga dia disebut anak halilintar tetapi Tuhan memproses dan mengubahnya menjadi rasul kasih. Dari kesemua kisah para tokoh Alkitab Tuhan lebih melihat potensi bukan kelemahan bahkan Tuhan bisa mengubah kelemahan menjadi kekuatan yang luar biasa.
Sebagai umat Tuhan kita perlu memiliki sikap yang positif dan optimis, karena yang terpenting memiliki cara hidup yang benar dihadapan Tuhan. Karena Tuhan memakai kekuatan dan kelemahan kita untuk kemuliaan nama-Nya. Kelemahan di dalam diri seseorang adalah atas seijin Tuhan untuk menyatakan kekuasaan-Nya di dalam kehidupan kita, misalnya Louis Pasteur yang menemukan Pasteurisasi kedokteran pada saat dia lumpuh.
Didalam kehidupan ini Tuhan sering mengijinkan kelemahan agar kita lebih bersandar kepada Tuhan, sehingga bisa dipakai dan diperkenan Tuhan senantiasa. Roma 21:8a menjelaskan bahwa “segala sesuatu Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikkan bagi mereka yang mengasihi Dia”. Oleh karena itu, kualitas mendasar seorang pemimpin bukanlah kesempurnaan melainkan sikap mau terus belajar, rendah hati dan bisa dipercaya. Paulus bermegah di dalam kelemahannya dengan tujuan supaya di dalam dirinya nama Tuhan dipermuliakan (2 Kor. 12:10).
Jadi faedah kelemahan ada beberpa bagian, yaitu:
1. Kelemahan menyebabkan kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan
2. Kelemahan mencegah kita untuk tidak menjadi sombong
3. Kelemahan memotivasi untuk saling bekerja sama dengan sesama
4. Kelemahan meningkatkan empati dan melayani orang lain
Oleh: Pdt. Robby Setiawan