Oleh: Ev. Samuel Sugiarto
TUJUAN:
Setiap orang Kristen dapat mempertahakan ekslusifisme kebenaran dengan cara inklusif.
Persiapan: Carilah pengertian tentang ekslusif & inklusif di kamus atau internet.
Tunjuklah satu orang untuk memimpin dalam doa.
Pada bagian pertama, kita sudah mempelajari tentang sikap eksklusifitas dari sebuah kebenaran dari kekristenan didasarkan dari klaim Yesus Kristus. Di bagian kedua ini kita akan melihat dalam segi praktis dan dalam hubungan dengan sesama.
#1 Sikap hati melihat orang lain lebih rendah dari diri sendiri.
Harus jujur diakui bahwa ada orang-orang Kristen yang merasa diri superior dibandingkan dengan orang lain. Bahkan sebenarnya orang-orang Kristen yang sombong dan arogan bukan hanya arogan terhadap keyakinan yang jelas-jelas berbeda dan bertentangan dengan ajarannya, tetapi juga menunjukkan sikap-sikap arogansi terhadap aliran-aliran yang berbeda di dalam satu tubuh kekristenan.
Dengan saya mengatakan demikian, bukan berarti kita tidak bisa berbeda di dalam perbedaan aliran atau denominasi. Bukan juga berarti kita tidak boleh mengatakan dan menyatakan perbedaan di dalam aliran atau denominasi. Tentu saja hal itu boleh dan absah untuk dilakukan, sebagai sebuah proses upaya berjalan di dalam kebenaran. Namun semua itu harus dilandaskan kepada kasih (motivasi), dengan cara penuh kasih, dan dengan tujuan untuk semakin bisa mengasihi Tuhan dengan lebih tepat lagi.
Bagaimana sikap hati yang tepat dan seharusnya dimiliki oleh orang Kristen di dalam melihat sesamanya yang berbeda keyakinan dan pandangan?
Saya akan menjawab dalam sebuah ilustrasi: Orang Kristen ibarat seorang gelandangan yang bertemu dengan pemilik resto yang sangat baik hati dan sudah memberikan makanan gratis kepadanya. Bukan hanya sekali, tetapi setiap kali. Maka, gelandangan ini pasti ingin berbagi dengan gelandangan lainnya yang juga membutuhkan uluran kasih tersebut. Itulah pemberitaan Injil. Namun perhatikan, orang Kristen tetap melihat dirinya sebagai gelandangan. Ia tidak pernah berpikir menjadi tuan yang baik itu. Ia tetap sama dengan orang lain, yang adalah gelandangan.
Orang Kristen percaya bahwa mereka sudah dikasihi Tuhan dan kita mau tinggal di dalam-Nya. Namun hal itu tidak menjadikan diri kita sebagai orang suci. Kita tetap adalah orang berdosa, yang senantiasa bergumul dengan dosa, tetapi sudah dikasihi oleh Tuhan. Sehingga kita rindu untuk membagikan kasih itu kepada sesama kita.
#2 Sikap perilaku yang tepat.
Biasanya sikap hati ini akan terlihat melalui perilaku. Perilaku yang arogan dapat dilihat dalam beberapa aspek:
Keengganan untuk berelasi dengan mereka yang berkeyakinan yang berbeda.
Keengganan untuk berdialog dengan mereka yang berpandangan berbeda.
Keengganan untuk memberikan apresiasi terhadap hal-hal yang benar dan baik dari keyakinan yang berbeda.
Meskipun kita meyakini bahwa hanya Kristen jalan kebenaran, tetapi bukan berarti tidak ada sedikitpun kebenaran di dalam kepercayaan yang lain. Mayoritas kepercayaan memiliki percikan kebenaran, meski tidak benar secara utuh. Hal-hal semacam ini tentu perlu diapresiasi dan dipuji. Demikian juga mayoritas agama mengajarkan ajaran kebaikan, meski berbeda-beda. Maka kebaikan sekecil apapun tetap harus diapresiasi).
Keengganan untuk memberitakan kasih Kristus kepada mereka yang berkeyakinan yang berbeda (pekabaran Injil).
Keantusiasan untuk mengalahkan argumen (saja) dari keyakinan yang berbeda (apologetika bukan bertujuan untuk mengalahkan argumen, tetapi membuka jalan bagi Injil bisa diberitakan tanpa adanya rintangan intelektual).
Kiranya kita memiliki sikap hati dan sikap hidup yang benar sebagai anak Tuhan, sehingga kebenaran dan keindahan Injil, kasih Allah Tritunggal, terlihat dengan jelas, dan dapat diberitakan dengan jelas.
DISKUSIKAN:
Bayangkanlah apa yang terjadi jika seorang Kristen bersikap sombong secara rohani?
Bagaimana keyakinan Saudara tentang Yesus satu-satunya jalan kebenaran dapat dibagikan tanpa bersikap sombong?
Pokok Doa:
Berdoa untuk orang Kristen di seluruh dunia yang mengalami aniaya.
Berdoa untuk gereja di Indonesia bersatu hati dan bergandengan tangan.
Sumber:
“Hanya Kekristenan Saja Jalan Yang Benar, Arogankah?” oleh Samuel Sugiarto.
Youtube BARA Digital Ministry:
https://www.youtube.com/watch?v=1WPY_XmmnsY
Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun:
Febbi Timotius