Oleh: Ev. Samuel Sugiarto
TUJUAN:
Memahami dengan benar tentang keadilan Allah dalam keselamatan manusia.
Tanyakanlah bagaimana setiap orang memahami tentang kata “adil.”
Tunjuklah satu orang untuk memimpin dalam doa.
PENDAHULUAN
Bisa jadi setelah Saudara membuka PA ini dengan definisi tentang adil, satu dengan lainnya bisa tidak sama. Nah hari ini kita akan menyamakan menurut Alkitab.
Pertanyaan yang lebih popular tentang tema di atas biasanya seperti ini, “Kok lebay banget sih, pakai mati-matian segala? Bukankah Dia itu adalah Allah, jadi ya kalau mau menyelamatkan tinggal bilang aja selamat kamu, ya bisa selamat kan?!”
Atau mungkin versi marvel nya akan mengusulkan cara Allah menyelamatkan dengan menjentikkan jari ala Thanos. ‘Kan Dia Allah harusnya bisa donk menyelamatkan dengan cara demikian?
Usulan-usulan demikian menitik beratkan kepada satu sisi karakter Allah sebagai pribadi yang mahakuasa. Tentu saja saya juga percaya Alkitab menyatakan Allah sebagai Allah yang mahakuasa. Sehingga sebagai Allah yang mahakuasa, Ia sanggup menyelamatkan dengan banyak cara, termasuk dengan cara inkarnasi yang telah Ia lakukan dalam sejarah manusia. Jangan lupa lho, kalau Allah itu mahakuasa, tentu tidak ada yang dapat menghalangi dan membatasi-Nya untuk hadir dalam wujud manusia yang terbatas. Kemampuan inkarnasi ini pun juga karena Allah mahakuasa.
Tetapi, penyelamatan yang Allah lakukan dengan cara inkarnasi, mati dan bangkit ini bukan hanya di dasarkan dari kemahakuasaan Allah tetapi juga karakter-karakter Allah yang lain, yakni Allah yang mahaadil, mahakasih, dan mahasuci. Mari kita coba lihat satu demi satu karakter-karakter Allah ini.
Allah Maha Adil
Kemahaadilan Allah menjadikan Allah tidak dapat berkompromi dengan dosa. Semua dosa harus dihukum dan diadili. Bukankah itu yang juga menjadi salah satu ciri manusia sebagai ciptaan Allah yang mahaadil? Sebagai manusia yang memiliki rasa keadilan, maka kita tidak akan merasa nyaman ketika melihat ada kejahatan yang tidak dihukum.
Sebagai contoh, ketika kita melihat sebuah kisah perampokan yang tertangkap kamera CCTV. Kita tentu saja berharap orang yang merampok itu tertangkap. Maka tidak heran, kita senang kalau menyaksikan tayangan orang-orang yang menerima konsekuensi dari dosa dan kesalahannya. Sebagai contoh, seorang yang merampas milik orang lain, lalu jatuh dan tertangkap. Hati kita akan merasa puas. Mengapa? Karena keadilan telah ditegakkan. Orang yang bersalah menerima konsekuensinya.
Demikian juga dengan Allah. Ia bukan hanya memiliki rasa adil, tetapi Dialah Allah yang mahaadil itu. Sehingga tidak ada satu dosa pun yang bisa dilepaskan tanpa ada penghukuman. Dengan mengusulkan konsep keselamatan ala Thanos atau cukup dengan firman, maka kita sedang meminta Allah menjadi pribadi yang tidak adil.
Allah yang mahaadil akan menghukum semua dosa. Dan upah dosa adalah maut, maka semua yang berdosa harus mendapatkan maut / dijauhkan dari kasih karunia Allah. Sehingga ketika Yesus Kristus menggantikan manusia menanggung upah dosa, di waktu itulah Yesus Kristus harus mati. Mati di sini bukan sekadar mati secara fisik tetapi kematian terpisah dari kasih Allah - yang ditunjukkan ketika Ia berteriak “Eli Eli Lama Sabaktani.”
DISKUSIKAN:
Bagaimana sekarang Saudara memahami tentang keadilan Allah?
Catatlah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dengan penjelasan lanjutan yang dapat ditanyakan kepada hamba Tuhan di gereja Saudara.
Pokok Doa:
Berdoa agar program pemerintah dapat dirasakan dengan merata.
Berdoa agar gereja-Nya dibangkitkan.
Berdoa untuk keluarga jemaat yang alami kesulitan.
Sumber:
Kenapa Yesus Harus Mati untuk Menyelamatkan Manusia” Oleh Samuel Sugiarto
Youtube BARA Digital Ministry:
https://www.youtube.com/watch?v=2zU9Gz603rs
Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun:
Febbi Timotius