Image 1
Image 2
Image 3

MATERI PA: Kepada siapa 10 hukum itu diberikan? Apakah ini masih berlaku bagi orang Kristen?

 

Gambar/Ilustrasi:vox.com


Oleh : Samuel Sugiarto


TUJUAN:

Memahami dan mempraktekkan 10 Hukum Taurat dalam Alkitab.


  • Awali dengan saling menyapa satu sama lain.

  • Tanyakanlah di antara mereka apakah mengalami kesulitan untuk melakukan 10 hukum Taurat?

  • Tunjuklah satu orang untuk memimpin dalam doa.



PENDAHULUAN

Saya percaya bahwa 10 hukum Taurat ditujukan untuk semua manusia, termasuk orang Kristen. Mengapa demikian?


Pertama, dasatitah ini merupakan cerminan dari pribadi dan karakter Allah yang ditujukan supaya manusia bisa mengenal dan berelasi tepat dengan Allah.


Sebagai contoh: di dalam hukum pertama, “Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku.” Perintah ini merupakan penyataan bahwa di dalam dunia ini hanya ada satu Tuhan, satu sumber, satu penguasa. Yang lain itu hanya oknum yang berusaha untuk meniru dan menguasai apa yang sebenarnya milik Allah. 


Maka, kalau kita kembali melihat di dalam sejarah Israel keluar dari tanah Mesir, Allah dengan sengaja menunjukkan 10 tulah dengan tujuan untuk memperlihatkan kepada orang Israel dan juga Mesir, bahwa apa yang mereka sembah itu bukanlah Allah yang sesungguhnya. Bisa jadi hal itu mirip, seperti tongkat yang menjadi ular. Tetapi bagaimana pun, kuasa Allah melampaui dari kekuatan yang lain. 


Demikian juga dalam 10 tulah Allah menunjukkan bahwa sesuatu yang biasanya dipercayai sebagai dewa dan penjaga Mesir, justru sekarang berbalik menyerang orang Mesir. Dan pada tulah yang ke-10, di mana Firaun dianggap sebagai putra dewa, tetapi justru anak sulung yang bakal menggantikan posisi Firaun, justru mati. Hal ini menunjukkan kuasa Tuhan melampaui kekuasaan Firaun, sebagai anak dewa.


#1 Dasatitah untuk melibatkan-Nya di dalam setiap bagian relasi.

Dengan menunjukkan semua hal-hal ini di depan mata orang Israel, Tuhan ingin supaya orang Israel benar-benar hidup berelasi intim dengan Tuhan. Tuhan yang sudah membebaskan mereka dengan cara yang ajaib, memilih dan menjadikan umat Israel sebagai kepunyaan-Nya yang dijagai demikian rupa, maka seharusnya Israel juga menyerahkan hidup mereka hanya untuk Tuhan dan mengabdi hanya kepada-Nya.


Demikian juga dengan hukum yang dikenal mengatur relasi antar manusia. Hukum inipun juga menggambarkan pribadi dan karakter Tuhan. Sebagai contoh: Jangan membunuh. Perintah ini diberikan dengan sebuah pengakuan bahwa setiap kehidupan itu datang dari Tuhan. Maka hanya Tuhan itulah yang memiliki kuasa untuk mengatur kehidupan dan juga kematian seseorang. Maka, dengan diberinya peraturan ini, Tuhan meminta umat-Nya untuk melibatkan-Nya di dalam setiap bagian relasi, termasuk relasi dengan sesama, bahkan relasi dengan “musuh.”


#2 Dasatitah ini merupakan aturan kehidupan dari sang Tuan, yang telah membebaskan umat dari belenggu penjajahan.


Di dalam budaya Timur dekat kuno pada masa itu, pihak yang dibebaskan dari perbudakan berada di bawah kuasa dari sang pembebas. Sehingga sang tuan berhak menentukan hidup dan matinya orang-orang tersebut. Maka, jika sang pembebas adalah tuan yang jahat, maka ia akan memperlakukan orang yang dibebaskan itu dengan jahat dan kejam. Sebaliknya, kalau sang pembebas itu tuan yang baik, maka orang tersebut akan merasakan segala macam kebaikan.


Maka, kalau kita baca Keluaran 20:2, “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.” kita akan mendapati latar belakang diberikannya dasatitah, yakni karena Tuhan sudah membebaskan. Itu artinya seluruh kehidupan umat Israel adalah milik Tuhan dan Ia berhak untuk mengaturnya.


Bukankah hal ini juga menjadi sebuah gambaran tipologi bagaimana Allah membebaskan seluruh umat manusia dari belenggu dosa melalui karya Yesus Kristus di atas kayu salib. Maka itu, seluruh kehidupan kita sebagai orang Kristen, orang yang sudah merasakan karya penebusan Tuhan, hidup kita adalah milik Tuhan dan Ia berhak mengaturnya. Itu sebab 10 hukum ini tetap berlaku juga bagi orang Kristen.


Namun di dalam bagian ini saya ingin menegaskan bahwa Tuhan yang membebaskan bukanlah termasuk tuan yang jahat, tetapi Ia adalah tuan yang baik. Kebaikannya terlihat dengan jelas melalui pengampunan yang Ia terus berikan kepada umat yang jatuh dan gagal. Ia bahkan tidak pernah membuang umat yang gagal itu. Ia tidak seperti tuan-tuan di zaman itu, yang akan segera membunuh atau menjual kembali budak yang tidak berguna. Tuhan justru mengasihi umat yang gagal dan berdosa ini. Bahkan di dalam PB dengan jelas dikatakan bahwa tidak ada satu hal pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, termasuk kegagalan dan keberdosaan umat-Nya. Allah menjaga dan memelihara dengan begitu sempurna.


Hidup di dalam Tuhan yang mengasihi ini seharusnya membuat orang Kristen bukan lagi melakukan seluruh perintah sebagai sebuah aturan yang mengekang, tetapi justru sebagai respons kasih kepada Tuhan yang sudah mengasihi demikian rupa. Maka itulah Tuhan Yesus menyimpulkan 10 perintah Tuhan ini dengan 2 aturan kasih, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budi (dan dengan segenap kekuatanmu). Itulah hukum yang pertama dan terutama. Hukum yang kedua yang sama dengan itu adalah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kasih menjadi dasar/motif serta motor untuk kita hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.


#3 Dasatitah ini merupakan sebuah identitas umat Tuhan, yang membedakan dengan bangsa-bangsa lain.


Allah memberikan semua aturan-aturan itu untuk membentuk sebuah budaya kehidupan umat Tuhan yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Pembeda ini ditujukan bukan untuk menunjukkan superioritas, tetapi justru supaya melalui kehadiran bangsa Israel yang hidup dengan cara berbeda, dunia yang sudah jatuh dan terikat dosa ini melihat adanya solusi kehidupan.


Hal inilah yang kembali Tuhan Yesus tegaskan di dalam Matius 5:17 dst, di mana Tuhan Yesus memberikan makna yang sesungguhnya dari hukum-hukum tersebut. Sebagai contoh: Matius 5:21-26 (Minta salah seorang membuka dan membacanya).


Perintah “Jangan membunuh” yang selama ini dipahami sekadar perkara urusan-urusan fisik, membunuh tubuh, kini diperjelas bahwa ini bukan hanya sekadar membunuh kehidupan jasmaniah seseorang, tetapi hukum ini berbicara mengenai hati dan pikiran. Meskipun seseorang belum melakukan pembunuhan secara fisik, tetapi kalau seseorang sudah membenci dan menganggap kehidupan orang lain itu tidak berarti, maka sebenarnya ia sudah membunuh orang tersebut.


Penegasan akan makna 10 hukum ini seharusnya membuat kehidupan umat Tuhan berbeda. Kita bukan sekadar tidak melakukan tindakan yang buruk, tetapi justru kita perlu menyucikan hati dan pikiran kita, untuk terus menerus memberikan kasih meski kita sudah disakiti. Kalau pikiran dan hati kita sudah dimurnikan, maka bukankah perbuatan yang keluar akan berbeda dan hal itulah yang menjadikan kehidupan umat Tuhan menjadi berkat bagi orang-orang yang lain.


Sebagai catatan terakhir, sebagaimana yang rasul Paulus tuliskan dalam surat Roma, dengan melihat hukum Taurat dengan seluruh maknanya, maka sebenarnya kita menyadari hidup kita ini jauh dari sempurna. Kita bukannya sudah hidup benar, tetapi masih hidup dalam kegagalan dan keberdosaan.


Maka di sinilah pengharapan iman Kristen, seluruh perintah ini diberikan bersamaan dengan anugerah Allah yang akan menolong dan menopang kita. Sehingga dengan adanya anugerah dan pertolongan Tuhan, serta kuasa kemenangan Yesus Kristus yang diberikan, kita dimampukan untuk melakukannya. Kalaupun gagal, ada pengampunan dan pemulihan untuk kita kembali bangkit dan hidup seturut dengan kehendak Tuhan.


DISKUSIKAN:

  • Apa sajakah prinsip penting yang harus dipegang orang Kristen melakukan hukum Taurat?

  • Apa tujuan utama melakukan hukum Taurat?

  • Bagaimana cara yang efektif untuk mengasihi Allah?


Pokok Doa:

  1. Berdoa agar keluarga-keluarga Kristen dipulihkan.

  2. Berdoa agar gereja-Nya bersatu untuk menyatakan kasih-Nya.

  3. Berdoa untuk rencana pembangunan Ibu Kota Negara.


Sumber:

  • Kepada siapa 10 hukum itu diberikan? Apakah ini masih berlaku bagi orang Kristen? Oleh Samuel Sugiarto

  • Youtube BARA Digital Ministry: 

https://www.youtube.com/watch?v=EFfplRufNK8 


Penyusun:

Febbi Timotius



Lebih baru Lebih lama