Oleh: Robby I Chandra
TUJUAN:
Memahami dan mempraktekkan puasa yang benar.
Awali dengan saling menyapa satu sama lain.
Tanyakanlah di antara mereka apakah ada yang pernah berpuasa dan untuk apa puasa yang mereka lakukan.
Tunjuklah satu orang untuk memimpin dalam doa.
PENDAHULUAN:
Kita mengingat ketika Tuhan Yesus dibawa Roh Kudus ke padang gurun. Selama 40 hari 40 malam berada di sana dan Ia berpuasa, sehingga lapar dan Lelah. Puasa itu membuat orang bisa jadi Lelah, lapar, mengantuk dan sulit mengontrol diri. Kita berada di batas kemampuan kita menjadi orang yang mampu mengatasi mengendalikan kehidupan.
Kita tahu ada gereja-gereja di masa lalu, orang berpuasa menjadi bagian dari keseharian. Bahkan sampai sekarang, seperti gereja Ortodoks, Gereja di Syria di Mesir, berpuasa adalah hal yang sangat biasa. Juga ada gereja yang ketika mendekati Jumat Agung, betul-betul melakukan puasa dengan sangat serius. Merasakan apa yang indah dari puasa. Tapi ada juga orang yang tidak merasakan keindahan berpuasa.
Puasa bukanlah hal yang asing bagi orang-orang di Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pertanyaannya sebagai orang Kristen, haruskah kita berpuasa? Dan apa tujuannya?
Alasan Berpuasa
Pertama ada yang salah adalah orang yang berpuasa supaya saya ingin mendapat sesuatu dari Tuhan. Itu berarti, saya berpuasa karena saya mengharapkan dengan berbuat sesuatu Tuhan memberikan apa yang saya mau. Saya jatuh cinta dengan seorang gadis, kalau saya puasa maka Tuhan akan menolong, supaya gadis itu menjadi milik saya. Apakah berpuasa itu untuk merubah hati Tuhan? Istilahnya kalau saya berpuasa masakan Tuhan tidak lunak hati-Nya?
Kedua ada juga orang yang berpuasa karena rasa bersalah, sudah mempermainkan Tuhan lalu bertobat dengan cara menyangkal diri.
Ketiga, ada juga orang berpuasa karena dia ingin merasa lebih saleh, lebih suci dibandikan dengan orang lainnya. Saat saya berusia 14-15 tahun, hidup di tengah-tengah masyarakat Jawa Tengah, banyak anak muda menjalani puasa untuk belajar silat atau wayang. Mereka yang dapat berpuasa lebih lama, merasa lebih suci dari orang lain.
Bukankah puasa bisa menjadi tidak lebih dari sebuah transaksi dengan Tuhan? Saya butuh ini, saya lakukan ini. Jika tidak hati-hati, bisa berbahaya. Puasa itu menjadi alat untuk mengendalikan Tuhan.
Jenis Puasa
Puasa bisa bermacam-macam. Tidak makan atau makan sehari sekali. Bisa berupa puasa tidak menonton film. Atau puasa HP selama 1 hari, 4 jam, atau 20 menit. Secara praktis, Saudara bisa mencobanya untuk memakai HP hanya pada jam-jam tertentu. Lebih berat lagi puasa tidak marah. Tidak dalam kehidupan yang penuh emosi, yang membuat kita menyesal.
Puasa itu menganggap apa yang paling penting, berharga dan apa yang paling kita nikmati, kita berkata tidak. Dan yang terpenting adalah Tuhan. Saya rindu memusatkan dan meletakkan Tuhan dalam hidup saya di atas segala-galanya.
Puasa dilakukan untuk menunjukkan ketika kita di atas segala-galanya, pada saat itulah puasa berguna. Dalam keadaan lapar, di tengah kelelahan, di tengah marah, kita masih bisa mengatakan tidak. Kita tidak terbawa dengan cara yang biasa. Itu bisa berguna melatih kita selalu menempatkan Tuhan di pusat tindakkan dan dekat di pikiran kita.
Sampai pada titik kita merasakan kelelahan, godaan dan lain-lain. Pada saat itu kita menyadari kelemahan dan menyadari betapa kuasa serta kasih penjagaan Tuhan menolong kita. Puasa bisa berguna pada saat puasa membawa ke titik kelemahan, kerapuhan dan kebergantungan kita terhadap Tuhan. Dalam berpuasa, kita mengenali diri kita yang lemah. Sehingga itu meremukkan jiwa kita.
Keindahan Berpuasa
Mengalami siapa diri kita yang lemah.
Puasa bisa meremukkan jiwa kita. Kita merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kita menyadari keterbatasan makhluk darah daging debu yang diberikan nafas hidup dari Tuhan.
Puasa bukan hanya kita untuk lebih merasakan kuasa Tuhan, lebih merasa penyertaan-Nya, menyadari kelemahan kita, mendisiplinkan diri bukan untuk lebih hebat tapi lebih bisa merangkul Tuhan. Tetapi puasa seringkali untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi penderitaan.
Puasa adalah bagian yang intim (privat) dengan Tuhan.
Orang nggak perlu tahu banyak. Seperti ketika kita punya pacar, lalu berjalan berdua, ngobrol dan apa yang dirasakan tidak perlu cerita terlalu banyak pada orang lain, cukup dinikmati berdua saja dan itu sangat mendalam.
Sebenarnya kita boleh berpuasa kalau kita merindukan keintiman dengan Tuhan. Bukan supaya kita mendapat atau memperoleh sesuatu, naik status atau mencapai sesuatu. Justru dengan berpuasa kita memberikan diri, memberikan perhatian pada kelemahan, kekuatiran kita. Jadi ini inti dari puasa, ialah tindakan cinta dan ungkapan belajar.
DISKUSIKAN:
Apa sajakah prinsip penting yang harus dipegang orang Kristen saat berpuasa?
Apakah puasa itu untuk mencapai sesuatu? Apakah itu?
Apakah kita sudah mengalami Tuhan dalam berpuasa?
Pokok Doa:
Berdoa untuk kita mengalami keintiman dengan Tuhan dalam disiplin rohani berpuasa.
Berdoa untuk tetangga di sekitar agar mereka mengenal Tuhan.
Berdoa untuk hamba Tuhan dan keluarganya yang alami tantangan dalam pelayanan.
Sumber:
"Puasa Kristen. Apa dan Bagaimana?" Oleh : Robby I Chandra
Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=CARNnfEOB9w
Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun:
Febbi Timotius