Artikel ini akan membahas apakah Yesus pernah makan makanan yang dianggap haram? Jika kita mencari jawabannya dalam Alkitab, maka tidak akan menemukannya secara eksplisit. Satu-satunya menu yang tercatat dalam Alkitab adalah ikan dan roti, yang Yesus makan setelah kebangkitannya. Meskipun demikian, tidak ada catatan detail tentang menu Yesus secara menyeluruh.
Berdasarkan hukum Taurat, tidak dapat memberikan jawaban pasti terkait apakah Yesus pernah makan makanan yang dianggap haram. Meskipun tidak ada catatan langsung, kita dapat mengindikasikan bahwa kemungkinan besar jawabannya adalah tidak. Tidak ada teguran atau kritikan dari pemimpin agama Yahudi terhadap Yesus terkait makanan yang haram. Pertimbangan lainnya adalah pernyataan Yesus sendiri dalam Matius 5:17, di mana Dia menyatakan bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya. Dari sini, dapat disimpukan bahwa kemungkinan besar Yesus tidak melanggar aturan hukum Taurat terkait dengan makanan.
Pertanyaan yang muncul adalah mengapa Yesus memilih untuk tidak makan makanan yang dianggap haram? Pertama, Yesus adalah sumber hukum itu sendiri, dan sebagai bagian dari Tritunggal, Dia tidak mungkin melanggar firman-Nya sendiri. Kedua, Yesus mengikatkan diri pada hukum Taurat ketika berinkarnasi, bukan karena Dia membutuhkan makanan sebagai roh, tetapi sebagai manusia.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa Yesus mengikatkan diri dengan hukum Taurat untuk menggenapinya, menjadi teladan bagi umat manusia, dan untuk mempersiapkan diri-Nya dalam melakukan karya keselamatan yang lebih besar. Ini menunjukkan ketaatan penuh Yesus kepada hukum Tuhan.
Dalam kehidupan kita saat ini, pertanyaan seputar makanan mungkin tidak memiliki dampak langsung pada keselamatan jiwa kita, karena keselamatan ditentukan oleh anugerah Allah melalui Yesus Kristus. Namun, kebebasan kita dalam memilih makanan seharusnya mencerminkan kasih kita kepada Tuhan, sesama, dan diri kita sendiri.
Sebagai orang percaya, kita diajak untuk menggunakan kebebasan dengan bijak. Pertama, apakah kebebasan itu menyatakan cinta kita kepada Tuhan? Kedua, apakah itu menyatakan kasih kita kepada sesama? Dan ketiga, apakah itu mencerminkan kasih kita kepada diri sendiri dengan merawat tubuh sebagai anugerah dari Allah. Semoga pertimbangan ini membantu kita memahami bahwa kebebasan yang kita miliki sebagai orang percaya bukan hanya tentang melakukan apa yang kita inginkan, tetapi juga tentang menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan memperhatikan orang-orang di sekitar kita.
Sumber:
- Apakah Yesus Pernah Makan Makanan yang Haram? Oleh Ev. Samuel Sugiarto
- Youtube Bara Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=Cizz5zj9RSQ
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com
Penyusun:
Shinta Lestari Zendrato, S.Th