Image 1
Image 2
Image 3

Studi eksposisi Filipi 4:11-13: Menyederhanakan Hidup



Pada masa kini ada begitu banyak orang yang tidak bahagia di dalam keluarganya dan pekerjaannya sehingga mengeluh dalam hal soal materi atau keuangan. Ada banyak orang kemudian menjadi marah dan iri hati dan cemburu dengan orang lain yang ada disekitarnya. Jika dilihat secara kasat mata orang seringkali mengalami konflik karena masalah ekonomi yang kurang. Hal ini bisa terjadi menurut sosiologi modern yang mengamati modernitas masa kini meyakini bahwa akar penyebabnya adalah masalah dunia digital yang sudah begitu membanjiri masyarakat dengan gadget yang berisi konten-konten tentang kemewahan, kesenangan, konsumeristik gaya hidup hedon atau hedonisme.

Di dalam Alkitab menjelaskan penyebab mengapa orang tidak pernah puas di dalam kehidupannya karena hati dan relasinya dengan Tuhan kurang. Kadang yang sering terjadi adalah orang sering beragama yang salah, dimana agama Kristen dianggap hanya sebagai sarana untuk menopang mimpi-mimpi tentang kesenangan materi. Doa dan ketaatan dilakukan hanya bertujuan mendapatkan berkat-berkat materi.

Di dalam Filipi 4:11-13 menjelaskan bahwa jemaat di Filipi didirikan oleh Paulus dan dirinya sedang berada di dalam penjara. Pada waktu Paulus di dalam penjara Dia mendengar dan mendapatkan dukungan dari jemaat Filipi. Paulus menuliskan surat Filipi untuk mengucapkan terimakasih sekaligus pelajaran karena jemaat memberi bukan karena kasihan Paulus tetapi memberi untuk pelayanan.

Dalam Filipi 4:11-13 Paulus memberikan arti tentang uang, pemberian dan materi. Ada 3 padangan firman Tuhan tentang materi dan bagaimana seseorang bisa menyederhanakan hidup yaitu sebagai berikut:

1. Penting belajar dari pengalaman hidup (ay.11)

Kata kunci dari ay. 11 adalah “belajar’. Artinya Paulus belajar di dalam kekurangan dan kelimpahan. Di dalam menjalani kehidupan di dunia ini pasti ada yang namanya naik dan turun. Tetapi sebagai orang percaya seseorang harus belajar di dalam situasi-situasi yang demikian. Pada waktu seseorang mengalami kekurangan maka ia harus belajar daripadanya misalnya dengan tidak menghabur-hambur uang untuk hal-hal yang tidak prioritas. Demikianpun pada waktu seseorang mengalami kelebihan maka ia harus belajar dengan mempergunakan keuangan sebaik mungkin dengan cara mempersiapkan masa depan. 

2. Pentingnya menerima pengalaman hidup (ay. 12)

Point yang kedua berkaitan tentang point yang pertama dimana seseorang harus belajar tetapi juga mencukupkan. Kata kecukupan bukan berarti seseorang harus santai atau bekerja keras, melainkan waktu kekurangan harus mencari cara mengatasinya dan ketika kelimpahan seseorang harus belajar dan kemudian semua pengalaman ini harus diterima. Ketika seseorang menghadapi tantangan di dalam kehidupan atau musibah maka belajarlah untuk menerima keadaan dan kemudian bertanya kepada Tuhan tentang pelajaran apa yang diterima dari kejadian yang diijinkan-Nya terjadi.

3. Pentingnya mempraktekkan kebergantungan kepada Allah (ay. 13)

Pada waktu seseorang mengalami musim apapun di dalam kehidupannya ia harus percaya bahwa Tuhan berdaulat dan peduli kepada siapapun. Tuhan tidak akan pernah membiarkan anak-anak-Nya jatuh tergeletak tetapi Dia akan mengangkat dan menolong. Mungkin saat ini dalam menjalani kita harus tertatih-tatahi, melewati dengan cara-cara yang begitu berat tetapi ingat Tuhan sedang menuntun serta Dia ada disekitar anak-anak-Nya.  Oleh karena itu, seseorang perlu membangun relasi dengan Tuhan secara disiplin dan berkelanjutan.

Biarlah semua ini menjadi berkat bagi setiap kita dan kiranya Tuhan menolong kita senantiasa dalam menjalani hidup di dunia ini. Ingatlah, materi bukanlah satu-satunya alat ditangan Tuhan yang menunjukkan seseorang diberkati atau tidak. Amin




Sumber: 

  • Menyederhanakan Hidup | Pdt. Daniel Ronda
  • Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=IltiRhi_f80
  • Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com

Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Lebih baru Lebih lama