Pengajar-pengajar palsu sudah ada di dalam Perjanjian Lama yang disebut dengan nabi-nabi palsu. Di dalam Perjanjian Baru pun disebutkan sebagai guru-guru palsu. Pengajar-pengajar palsu terus ada sepanjang abad sampai nanti pada waktu Kristus datang kedua kali (2 Pet. 2:1). Adapun beberapa ciri-ciri dari pengajar palsu sebagai berikut:
- Melakukan penyimpangan doktrin atau yang eksensial yaitu menyangkal Yesus Kristus (ay. 1b). Jadi seseorang bisa disebutkan pengajaran yang keliru atau sesat, jika menyangkal penguasa yang telah menebus manusia. Menyangkali Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat merupakan karakteristik daripada pengajar palsu.
- Pengajar melakukan penyimpangan seks dan melampiaskan hawa nafsu (ay. 2). Artinya ada banyak pengajar-pengajar yang menggunakan ayat-ayat firman Tuhan untuk memanipulasi anak-anak muda, perempuan-perempuan, orang-orang untuk melampiaskan nafsu seks dan melakukan kekerasan seksual atau pelecehan.
- Pengajar-pengajar firman Tuhan yang mencari keuntungan finansial (ay. 3). Artinya ada banyak pengajar-pengajar yang mencari orang-orang lemah dengan cara mengajarkan suatu pengajaran yang seolah-olah disebut kebenaran tetapi tujuan adalah untuk merampok jemaat dan untuk memperkaya diri.
- Pengajar palsu yang memperalat firman Tuhan dengan motif-motif pribadi (3b). Seringkali pengajar-pengajar palsu melebih-lebihkan firman Tuhan dan membaca ayat, tetapi sebenarnya ayat itu tidak dipakai di dalam penyajian firman Tuhan atau disebut motivator. Dengan kata lain, memberikan berita-berita isapan jempol belaka. Tidak sedikit pengajar sesat biasanya mengatakan mendapatkan penglihatan padahal tidak mendapatkan penglihatan dan bahkan membuat nubuat-nubuat karangan diri sendiri.
Alkitab dengan jelas mengatakan setiap pengajaran, penglihatan harus diuji harus diuji kebenarannya oleh setiap orang yang mendengarnya. Rasul Petrus dalam masa-masa akhir hidupnya, ia merasa sangat geram dengan situasi dimana ia melihat ada pengajaran-pengajaran yang melenceng dari firman Tuhan. Petrus memberikan keyakinan bahwa dirinya sendiri yang melihat Yesus dan bersama dengan Dia, tetapi masih ada yang mengatakan Yesus bukan Tuhan.
Pada akhirnya melihat begitu banyak ajaran-ajaran yang salah akhirnya menulis surat 2 Petrus 2:4-22 yang memberikan penekanan yang sangat keras. Petrus mengatakan bahwa pengajar palsu pasti akan mendapatkan pengajaran. Ay. 4 menyebutkan jika malaikat yang berbuat dosa akan mendapat hukuman, apalagi guru-guru palsu. Dilanjutkan di ay. 5 menyebutkan “jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik.”
Dari semua ini yang menjadi refleksi bagi setiap orang percaya adalah:
- Jemaat harus memilih makanan rohani yang tepat
- Memiliki komunitas dan gereja dengan pengajaran yang sehat
Sumber:
- Mewaspadai Guru Palsu di Gereja Dewasa Ini oleh Pdt Daniel Ronda
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=7Wz59bm0fr4
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th