Image 1
Image 2
Image 3

Siapakah Yesus di Mata Orang-Orang Pada Zaman-Nya? (1) Part 1

Gerald bray yang menulis buku dengan judul 'God Has Spoken', ia adalah seorang profeser riset di bidang sejarah dan doktrin. Gerald bray menuliskan demikian tidak ada seorang pun yang mengenal Yesus sebagai manusia pada zaman-Nya, meragukan bahwa Dia adalah manusia. Menurut Gerald walaupun tidak ditulis secara detail di kitab-kitab Perjanjian Baru, Yesus digambarkan sebagaimana manusia biasa yaitu makan, minum dan tidur seperti keberadaan fana lainnya.

Yesus bertumbuh dewasa di Nazaret tanpa seorangpun yang dapat menduga bahwa Ia berbeda dengan orang-orang disekitar-Nya. Jika melihat secara khusus pada waktu Yesus kembali ke Nazaret menyampaikan Injil dan memperkenalkan siapa diri-Nya, Ia di tolak. Di dalam Luk.4:16-30 menceritakan suatu kali pada waktu Yesus mengajar semua orang membenarkan apa yang disampaikan-Nya dan mereka heran dengan kata-kata indah yang diucapkan-Nya. Tetapi kemudian orang banyak tersebut berkata, bukankah Ia ini anak Yusuf? Yusuf seorang tukang kayu dan orang biasa.

Konteks Lukas 4: 14-50 berbicara siapa Yesus. Pada waktu itu ada begitu banyak beragam pendapat tentang Yesus yaitu Ia seorang guru, Ia seorang nabi, Ia seorang guru. Luk. 4:14-44 berisi pelayanan dan pengajaran Yesus yang penuh dengan kuasa dan ketika Ia melayani ketenaran-Nya semakin meluas. Tetapi persoalannya adalah pada waktu ketenaran Yesus semakin meluas, ada sebagian orang bahkan pimpinan umat yang menerima Dia dalam manusia yang telah datang dari Allah dan memiliki kuasa ilahi. Orang ini sungguh meyakini bahwa Yesus adalah seorang guru yang diutus oleh Allah sebagai manusia biasa (Yoh.3:2). Yesus seorang guru tetapi bukan sembarang guru karena Ia adalah guru yang diutus oleh Allah yang dapat mengadakan tanda-tanda.

Apa yang menjadi dasar penolakan dari orang-orang yang dikisahkan di dalam Luk. 4: 28? Atau mengapa orang-orang menolak Yesus ketika Ia berkata seorang nabi?

Dasarnya adalah Yesus tidak mengalami pendidikan rabbi secara formal dan asal usul-Nya dari Galilea. Yesus dianggap orang Galilea tidak terpelajar dan tidak memiliki pengaruh dipusat kekuasaan dunia orang Yahudi. Dasar penolakan ini tidaklah kuat sebab tidak ada ketentuan atau persyaratan pada zaman itu siapa yang dapat menjadi guru hukum Taurat. Jadi sebagai orang biasa Yesus memiliki kapasitas untuk menjadi guru dan rabi pada saat itu. Namun ada yang menolak dan ada juga yang menerima. Orang-orang yang menolak memberikan alasan karena Yesus adalah anak Yusuf.

Jadi oleh karena itu Gerald bray mengatakan bahkan para pemimpin agama yang ada di Bait Suci di Yerusalem harus mengakui bahwa orang yang bisa melakukan mukjizat bukanlah orang biasa. Ketika kemasyuran Yesus menyebar ada beberapa orang yaitu para pemimpin agama berusaha untuk menghubungkan dengan kuasa penyembuhan-Nya dengan iblis. Tetapi reaksi yang tidak bisa dilakukan oleh orang-orang biasa dan suatu penjelasan untuk kemampuan yang luas harus ditemukan.

Mat. 12:22-32 menceritakan pada waktu Yesus sedang melayani dibawalah kepada-Nya seorang yang kerasukan setan, orang tersebut buta dan bisu. Yesus kemudian menyembuhkan orang tersebut dari sakit yang dideritanya. Maka orang yang melihat apa yang dilakukan Yesus dan takjublah mereka dan berkata ia ini agaknya anak Daud, ini ada hubungannya satu nubuatan di dalam Perjanjian Lama. Tetapi ketika orang farisi mendengar tindakan Yesus mereka berkata dengan Beelzebul penghulu setan Ia mengusir setan. Tetapi Yesus mengetahui apa yang dipikirkan orang farisi dan berkata setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan. Demikian juga kalau iblis mengusir iblis, ia pun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimana kerajaannya dapat bertahan?




Sumber:

  • Siapakah Yesus di Mata Orang-Orang Pada Zaman-Nya (1)? Oleh Pdt. Bambang Wijanto
  • Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=UYr2fV9rdUQ&t=10s
  • Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/

Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th


Lebih baru Lebih lama