Pada situasi dan keadaan yang sulit orang seringkali bekata “oh Tuhan mengapa Engkau membiarkan saya dilukai?” Pada saat situasi kita disakiti emosi yang yang muncul adalah marah, ingin melampiaskan kemarahan dan menyalahkan diri. Namun yang lebih parah adalah menarik diri dari hubungan emosi dengan siapapun karena merasa orang tidak mengerti dengan keadaan kita.
Seringkali orang merasakan emosi Tuhan melukai dirinya karena kenyataan pahit, tidak melihat bahwa masih ada orang-orang yang melihat kita berharga, dan sesuatu yang kita tidak mengerti mengapa sesuatu yang pahit dialami sesungguhnya Tuhan sedang menyiapkan sesuatu yang lebih besar di masa depan. Jika seseorang tidak menyadari respon emosi yang negatif dalam dirinya bisa mengakibatkan respon Tuhan menjadi lebih rusak atau hal indah yang Tuhan sediakan kita campakan, misalnya ilustasi diawal yang dimana salah satu pasangan selingkuh dan pada akhirnya pasangan yang diselingkuhi itu mendapatkan pasangan yang lebih baik daripada pacarnya yang selingkuh.
Cara Tuhan menggarap umat-Nya dan menyiapkan berkat yang besar seringkali jalannya melalui jalan kesusahan seperti pedang tidak akan tajam kalau tidak dimasukkan ke dalam air, dipukul-pukul, di gosok. Kita harus melihat diri kita sebagai pejuang dan sebagai turus yang diajak Tuhan kesana kemari.
Cara untuk mengatasi emosi negatif ketika kita dilukai adalah mengakui bahwa diri kecewa serta kelemahan diri. Orang yang tidak mengakui kelemahan dihadapan Tuhan akan seperti mobil yang ada masalah dengan bannya misalnya bannya kempes satu. Jika tidak mengakui bannya kempes dan jalan terus suatu hari ban tersebut akan pecah. Tetapi jika saat itu kita tahu ban kempes dan kemudian mencari tambal ban maka akan mencegah ban tersebut meledak. Jadi pengakuan kekecewaan dan kelemahan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan orang Kristen yang sejati.
Jika seseorang tidak mengenali respon perasaan di dalam diri maka yang muncul adalah kita seakan-akan benar dan yang lain salah termasuk Tuhan. Tetapi jika seseorang mengenali respon perasaannya sendiri maka bisa saja ia memperbaiki diri dan belajar dari kondisi yang tidak enak, tidak terkontrol, penuh kesusahan, kesedihan dan kegagalan. Yesus sendiri mengakui perasaan-Nya dimana Ia bisa marah, lapar, mengutuk pohon yang tidak berbuah, membentak orang dan lain-lain. Oleh karena itu, itulah bedanya iman Kristen, jika orang Kristen tidak mau mengakui perasaan berarti dia hidup di dalam pengenalan akan Tuhan hanya menggunakan nalar atau doktrin, tetapi tidak untuk perasaan dan tindakan. Iman dimulai dari pemahaman, lalu ada perasaan dan ada tindakan.
Banyak orang memiliki pemahaman yang hebat tetapi ketika terjadi sesuatu, dia tidak akrab dengan perasaannya dan tidak mengakui bahwa dia memiliki kepahitan. Kekuatan iman Kristen adalah ketika penderitaan datang cara menghadapinya berbeda dengan orang di luar Tuhan. Kita mengakui kita lemah tetapi tidak takut karena Roh Kudus lebih kuat dari siapapun. Jika seseorang tidak merasakan apa-apa maka sesungguhnya orang tersebut hanya memakai topeng dan bukan dari Tuhan.
Kebanyak orang Kristen bingung dan kadang-kadang sedih berlebihan dan takut ketika mengalami penderitaan dan masalah hidup. Yesus sendiri mengalami ketakutan ketika Ia di taman Getsemani peluh-Nya bercucuran bagaikan darah. Di dalam kenyataan hidup Yesus sebagai manusia bisa mengalami ketakutan dan bahkan Ia berkata kalau boleh cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi kehendak-Mulah yang jadi. Yesus mengakui ketakutan-Nya tetapi diatas itu biarlah kehendak Tuhan yang terjadi dan itu adalah kemenangan yang sejati.
Sumber:
- Kenali Respon Emosi Ketika Merasa Tuhan Melukai, Oleh Pdt. Robby I Chandra
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=DPmZtCAhhqA&t=835s
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th