4. Kasih Selektif
Kasih Allah digambarkan sebagai kasih yang selektif (Ul. 7:7-8). Alkitab menjelaskan bahwa Allah mengasihi Israel bukan karena jumlah mereka yang besar sehingga Tuhan terpikat kepada mereka, Tetapi Tuhan memilih dan mengasihi orang Israel sekalipun mereka adalah bangsa yang kecil dari segala bangsa. Jadi, kasih Allah adalah kasih yang memilih. Maleakhi 1:2-3 menjelaskan tentang kasih Allah yang memilih, yaitu Allah memilih untuk mengasihi Yakub bukan Esau. Bukan karena Yakub lebih baik dari Esau karena jika dilihat dari ciri-ciri Yakub adalah seorang yang manja sedangkan Esau bekerja menyediakan makanan untuk orang tua. Tetapi Tuhan di dalam kasih-Nya memilih Yakub.
Allah secara tegas menggambarkan bahwa Ia memilih orang yang dikasihi-Nya khususnya terkait dengan rencana keselamatan. Allah memilih yang satu dan bukan yang lain, artinya Allah bukanlah pilih kasih di dalam kehidupan manusia melainkan ini menunjukkan bahwa Allah tidak sembarangan untuk memilih. Allah memilih bukan karena kehebatan Israel dan juga bukan karena kebaikan dan kuat gagahnya melainkan Dia memilih tanpa syarat tetapi bukan berarti Allah memilih tanpa tujuan.
Kasih pada dasarnya memang harus memilih, misalnya kita memilih untuk mengasihi suami bukan yang lain. Kasih yang memilih artinya kasih yang terfokus, kasih yang bukan sembarangan tetapi kasih yang dipilih dengan serius.
5. Kasih Bersyarat
Kita sering mendengar bahwa kasih Allah tak bersyarat, tetapi Alkitab di sisi lain juga mengambarkan kasih Allah sebagai kasih yang bersyarat. Yud. 1:21 menjelaskan bahwa kasih itu berbicara peliharalah dirimu, jikalau engkau memelihara dirimu maka kasih Allah itu akan nyata, ditujukan kepadamu. Kasih Allah syaratnya adalah peliharalah dirimu. Yoh. 15:9-10 menjelaskan bahwa ketika kita mengasihi Yesus, Ia berkata tinggallah di dalam kasih-Ku maka engkau akan menikmati, merasakan, dikuatkan oleh kasih-Ku. Maz. 103:8-11 juga menjelaskan kasih Allah yang begitu tinggi, luas dan besar bagi orang-orang yang takut akan Dia.
Sekali lagi, sering kali kita mendengar kasih Allah tak bersyarat misalnya bukan karena kebaikan, kuat dan gagah kemudian Dia mengasihi kita. Kasih Allah tak bersyarat dimana Dia mati bagi manusia pada waktu masih berdosa. Tetapi Alkitab bukan hanya menggambarkan kasih Allah yang demikian tetapi ada juga kasih Allah yang bersyarat yaitu Allah mengasihi mereka yang melakukan firman-Nya dan takut akan Dia.
Biarlah kasih Allah yang seperti ini mengajak kita untuk meneladani memiliki kasih Allah yang bertujuan untuk membangun bukan menjatuhkan. Ketika seseorang berkata kita mengasihi orang lain, maka kita juga harus berani menegur jika mereka salah. Kasih yang sejati adalah kasih yang membangun yaitu kasih yang tidak ingin orang yang dikasihi terus menerus ada di dalam dosa. Kasih yang rindu agar orang yang dikasihi kembali melakukan yang benar. Oleh sebab itu kasih Tuhan adalah kasih yang bersyarat agar kita sungguh-sungguh boleh menjalani kehidupan yang sesuai dengan firman-Nya dan takut akan Dia.
Sumber:
- Kasih yang Tidak Biasa Part 2, Oleh Pdt. Irwan Pranoto
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=Ccmjo4qg9Sk&t=3s
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th