Salah satu disiplin rohani yang secara konsisten diajarkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah disiplin di dalam memberi atau membagikan berkat materi dari Tuhan kepada Tuhan dan kepada sesama yang membutuhkan. Ada sebuah perbedaan yang sangat penting antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru di dalam hal perpuluhan.
Di dalam Perjanjian Baru penebusan yang Tuhan Yesus lakukan membuat seseorang memiliki satu hubungan yang unik terhadap hukum-hukum di dalam Perjanjian Lama, termasuk hukum perpuluhan. Misalnya Paulus mengatakan di dalam Rom. 7:6 “Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.” Artinya Paulus menunjukkan bahwa orang percaya telah dibebaskan dan dimerdekakan dari hukum Taurat. Tetapi bukan berarti membuang seluruh hukum Taurat, melainkan Paulus mau menunjukkan satu keadaan yang baru yaitu melayani menurut Roh dan bukan menurut huruf hukum Taurat.
Perjanjian Lama menekankan hukum perpuluhan ada 2 kategori yaitu hukum perpuluhan sebelum zaman Musa dan sesudah Musa. Hukum perpuluhan sebelum Musa dimulai dari Abraham yaitu mempraktekkan perpuluhan (Kej. 14:20). Tetapi pada waktu Tuhan memberikan hukum perpuluhan kepada Musa, maka perpuluhan menjadi sebuah kewajiban atau keharusan.
Hukum perpuluhan di dalam Taurat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
- Perpuluhan diberikan kepada suku Lewi. Perpuluhan ditujukan kepada para imam dan untuk rumah Allah pada waktu orang Israel memiliki Bait Allah (Im. 27; Bil.18 dan Ul. 26).
- Perpuluhan diberikan kepada orang asing, anak yatim dan kepada janda (Ul. 14, 26).
- Perpuluhan diberikan untuk membiayai perjalanan ziarah ke Bait Allah. Jadi untuk imam-imam yang melakukan perjalanan ke Yerusalem dari tempat-tempat yang lain.
Di dalam hukum Taurat perpuluhan kemudian menjadi sebuah hukum yang baku dan wajib untuk dilakukan oleh bangsa Israel, sehingga menjadi semacam pajak yang Tuhan tuntut dari bangsa Israel. Sedangkan di dalam Perjanjian Baru pada waktu Yesus dan Paulus mengajarkan tentang memberikan persembahan yang khusus untuk Tuhan, mereka tidak memakai landasan hukum perpuluhan sebagaimana yang dimaksud di dalam hukum Taurat. Misalnya di dalam 1 Kor. 16:2 Paulus akan datang mengunjungi jemaat di Korintus dan mengumpulkan persembahan yang disisihkan. Paulus lebih menekankan tentang menyisihkan sebagian. Dengan kata lain Paulus tidak lagi memakai istilah perpuluhan tetapi sesuai dengan apa yang kamu peroleh. Jadi Perpuluhan menurut Perjanjian Baru bukanlah menjadi hal yang baku karena yang lebih ditekankan adalah sikap hati pada saat memberi (2 Kor. 8:3).
Namun hal yang sama dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mengenai memberi perpuluhan adalah dorongan agar hati kita tergerak hati menyisihkan sebagian dari berkat-berkat yang Tuhan sudah berikan untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Sumber:
- BERKAT-BERKAT DARI DISIPLIN PERPULUHAN, Oleh Pdt. Kalvin Budiman
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=cU5EmLS__iI&t=636s
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th