![]() |
Gambar/Illustrasi: Luis Quintero from Pexels |
Karakter Yang Sama Bagian 4
Oleh: Samuel Sugiarto
TUJUAN:
Memahami
bahwa Allah di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Allah yang
sama.
PENDAHULUAN
Halo rekan-rekan sekalian. Pada
bagian keempat ini adalah jawaban dari beberapa pertanyaan yang hadir saat Live
berlangsung. Penulis merasa perlu mencantumkannya untuk menambah kasanah
pengertian kita.
Pertanyaan 1
Ketika kita jatuh dalam
dosa, apakah artinya kasih karunia melimpah? Apakah saya sudah diampuni secara
total?
Jawaban
Allah adalah Pribadi yang
setia kepada ucapan-Nya. Ketika Dia berjanji mengampuni dosa, sejauh Timur dari
Barat Dia membuang dosa-dosa kita, maka itu yang terjadi dalam setiap kehidupan
kita. Seorang penulis berkata demikian; kalau ada anak berbuat salah kepada
orang tua, biasanya orang tua akan mengampuni. Lalu beberapa waktu kemudian
anaknya membuat kesalahan lagi. Namun kemudian orang tuanya berkata, “Kamu
ingat tidak, kemarin kamu sudah buat bla…bla..bla..”
Karena ia mengampuni tapi
masih menyimpan sesuatu. Itu adalah manusia dan Allah tidak demikian. Karena
ketika Allah menyimpan kesalahan kita, daftarnya terlalu panjang. Bahkan bisa
jadi, baru beberapa detik diampuni, kita berbuat dosa lagi. Allah tidak akan
pernah menuduh dalam hati nurani kita, “Heh kamu kemarin sudah berbuat ini dan
itu.” Itu bukanlah suara Allah melainkan suara iblis yang suka mendakwa kita.
Tetapi ketika kita datang kepada Tuhan dengan tulus mohon pengampunan, Dia
adalah Allah yang berlimpah kasih karunia yang memberikan pengampunan kepada
setiap kita. Sehingga tidak ada satupun yang diingat kembali. Maka kita percaya
dan bertobat (Yun. Berbalik jalan kepada kebenaran Tuhan), diubahkan
kehidupannya, maka kita percaya Tuhan mengampuni kita.
Tetapi yang kedua, saya
kuatir ada banyak orang yang tidak bertobat cuma merasa takut kepada hukuman
dan konsekuensi. Kalau orang bertobat berarti dia betul-betul menyadari
kengerian dari dosa yang dibuatnya, betul-betul merasa putus asa dan tidak
berdaya dan betul-betul mengarapkan pengampunan dan anugerah dari Tuhan.
Sehingga orang seperti ini akan meresponi dengan tindak lanjutnya adalah saya
tidak mau lagi mendukakan hati Tuhan. Karena saya mengasihi Tuhan dan Tuhan
terluka dengan semua hal itu. Rasa kasihnya itulah yang keluar. Kalau orang
yang takut hukuman, dia hanya takut terbongkar lalu dihukum atau menerima
konsekuensi secara logis di dalam dunia ini. Orang yang seperti ini seolah-olah
berdoa, “Tuhan ampuni saya,” padahal yang sebenarnya adalah, “Tuhan supaya
tidak terbongkar.” Kalau ini yang terjadi, dosanya belum diampuni.
Pertanyaan
Mana yang lebih mulia? Hukum
Taurat atau Injil?
Jawaban
Pertanyaan ini juga mungkin
berangkat dengan asumsi bahwa Hukum Taurat dan Injil adalah hal yang
bertentangan. Sehingga dua hal yang bertentangan pasti ada yang lebih baik
pasti lebih buruk. Sementara firman Tuhan mengatakan Injil itu adalah
penggenapan dari seluruh Hukum Taurat. Tuhan tidak pernah membatalkan Hukum
Taurat. Hukum Taurat tetap berlaku maka Hukum Taurat yang berlaku tidak semua
bagian kulturalnya - jadi nanti kalau kita bahas Hukum Taurat itu ada yang
sifatnya seremonial, kultural, dan simbolik itu memang tidak lagi dilakukan
karena secara prinsipnya sudah terjadi. Tetapi prinsip-prinsip dari Hukum
Taurat tetap berlaku, jangan membunuh, jangan mencuri, semua perintah Tuhan
tetap berlaku sampai dengan hari ini dan semua digenapkan di dalam Injil yaitu
Yesus Kristus.
Maka kita melihat dalam
kitab Roma Yesus Kristus itu merupakan penggenapan dari seluruh Hukum Taurat. Hukum
Taurat mengajarkan barang siapa berdosa harus dihukum, barang siapa hidup benar
harus diberkati. Maka kalau kita melihat hukum ini apa batal? Tidak batal, tapi
digenapi dalam diri Yesus Kristus. Manusia hidup berdosa, maka harusnya manusia
menanggung kutukan. Yesus Kristus hidup benar maka Dia menerima berkat.
Maka Yesus Kristus yang
penuh kasih karunia itu mengambil posisi kita, bertukar. Dia yang benar tapi Dia
yang menanggung untuk kita. Sementara kita yang berdosa yang kemudian ditebus
dan diampuni, kita menerima berkat yang harusnya diterima oleh Yesus Kristus.
Sehingga inilah Hukum Taurat
tetap berjalan tetapi Injil atau Yesus itulah yang menggenapinya. Sehingga
kalau hari ini kita berdosa kalau kita terima berkat Tuhan, kita diampuni
Tuhan. Kita tetap menerima hal yang baik bukan karena Hukum Taurat tapi karena
Yesus sudah menanggung dosa kita. Yesus sudah menanggung kutuan kita dan kita
menerima segala hal yang baik yang harusnya Yesus Kristus terima.
Contohnya kita bisa berdoa
langsung tanpa perantara apa pun. Siapa kita bisa menghadap Allah. Kenapa kita
bisa berdoa kepada Allah jawabannya karena Yesus. Persekutuan yang Yesus miliki
dengan Bapa itu yang Dia berikan kepada manusia supaya manusia yang berdosa itu
diberikan kesempatan untuk datang kepada Bapa, datang dengan bersama dengan
Yesus Kristus maka kita tutup doa dengan dalam nama Yesus Kristus karena Dialah
yang mendampingi setiap kita, Karena seharusnya manusia berdosa menghadap Tuhan,
kita binasa tapi karena Kristus mendampingi kita, Dia berdiri di depan kita
maka Dialah yang membuat Allah Bapa menerima kita dan mau mendengarkan seluruh
doa-doa kita. Jadi Hukum Taurat digenapi di dalam Yesus Kristus.
Disukusi
1. Dari skala 1 – 10 berapa
keyakinan Saudara sudah diampuni Kristus?
2. Jika kurang dari 10,
apakah alasannya?
Pokok Doa:
1. Berdoa untuk hamba-hamba
Tuhan yang melayani di tempat-tempat sulit.
2. Berdoa untuk gereja dapat
memaksimalkan potensi anak muda.
Sumber:
·
Mengapa Allah Dalam PL
Nampak Jauh Berbeda Dengan Allah Dalam PB? oleh
Samuel Sugiarto.
·
Youtube
BARA Digital Ministry:
·
https://www.youtube.com/watch?v=DxJ8yVdN2WU
·
Web BARA Digital
Ministry: https://www.baradigitalministry.com/
Penyusun:
Febbi
Timotius