Mengapa Berdoa Setelah Sukses Itu Penting?
Setiap orang pasti pernah merasakan keberhasilan—entah itu pencapaian pribadi, pelayanan yang sukses, atau momen penuh sukacita. Namun, apa yang biasanya kita lakukan setelahnya? Banyak dari kita mungkin memilih untuk bersantai, merayakan, atau langsung mengejar target berikutnya. Tapi, tahukah Anda bahwa Yesus memberikan teladan yang berbeda? Dalam Markus 6:45-46, setelah mukjizat memberi makan 5.000 orang, Yesus justru menyendiri untuk berdoa. Doa setelah keberhasilan ternyata memiliki makna mendalam yang dapat mengubah cara kita menjalani hidup beriman. Artikel ini akan membahas tiga alasan mengapa doa setelah sukses begitu penting, sekaligus memberikan refleksi praktis untuk kehidupan Kristen.
Yesus Berdoa Setelah Keberhasilan: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Dalam Markus 6:45-46, Alkitab mencatat:
“Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.”
Bayangkan konteksnya: Yesus baru saja melakukan mukjizat besar, memberi makan 5.000 orang. Ini adalah momen yang bisa dimanfaatkan untuk menarik perhatian lebih banyak orang atau memperluas pengaruh-Nya. Namun, Yesus memilih untuk menarik diri dari keramaian dan berdoa. Mengapa? Ada tiga alasan utama yang bisa kita renungkan:
1. Keberhasilan Dapat Membutakan Mata
Keberhasilan sering kali membuat kita merasa mampu sendiri. Kita mungkin lupa bahwa segala sesuatu berasal dari anugerah Tuhan. Yesus, meskipun baru saja melakukan mukjizat, menunjukkan kerendahan hati dengan berdoa. Doa setelah keberhasilan adalah bentuk pengakuan bahwa kekuatan sejati berasal dari Allah, bukan dari usaha kita sendiri.
Seperti yang sering kita lihat dalam pelayanan Kristen, setelah melayani dengan sukses, kita diajak untuk menaikkan syukur sebagai wujud kerendahan hati, mengakui bahwa semua keberhasilan adalah karena Tuhan.
2. Relasi dengan Bapa Harus Dijaga
Yesus menunjukkan bahwa hubungan pribadi dengan Bapa lebih penting daripada hasil pelayanan. Dalam teks Yunani, kata “berdoa” yang digunakan menunjukkan tindakan personal dan terus-menerus. Yesus memprioritaskan relasi dengan Bapa-Nya, bahkan setelah sukses.
Pendeta Timothy Keller pernah berkata:
“We must have a strong inner life of fellowship and intimacy with Jesus if we are going to have a strong outer life of ministry.”
Tanpa hubungan yang intim dengan Tuhan, pelayanan bisa menjadi aktivitas kosong. Baik sukses maupun gagal, relasi dengan Bapa harus tetap menjadi dasar hidup kita.
3. Doa Menjaga Arah Pelayanan
Yesus tidak teralihkan oleh pujian orang banyak. Ia berdoa untuk mencari kehendak Bapa, memastikan pelayanan-Nya tetap selaras dengan visi Tuhan, bukan ekspektasi manusia. Tanpa doa, kita bisa kehilangan arah dan mulai melayani demi memenuhi harapan orang lain, bukan kehendak Allah.
Doa setelah keberhasilan membantu kita tetap fokus pada sumber sejati pelayanan, yaitu Tuhan, dan mencegah kita terseret oleh sanjungan atau tekanan manusia.
Refleksi: Jadikan Doa sebagai Gaya Hidup
Yesus berdoa bukan hanya saat menghadapi kegagalan atau kebutuhan, tetapi juga setelah keberhasilan. Ini mengajarkan kita bahwa doa seharusnya menjadi gaya hidup, bukan sekadar jalan terakhir saat kita menghadapi masalah.
Seperti yang dikatakan dalam renungan ini: “Doa bukan jalan terakhir, tapi harusnya jadi jalan utama.” Baik dalam kegagalan maupun keberhasilan, doa adalah sarana untuk terus bergantung pada Tuhan, mengakui bahwa Dialah sumber segalanya.
Kesimpulan: Berdoa Seperti Yesus
Teladan Yesus dalam Markus 6:45-46 mengingatkan kita untuk menjadikan doa sebagai prioritas, bahkan setelah keberhasilan. Doa menjaga kerendahan hati, memelihara relasi dengan Bapa, dan mengarahkan pelayanan kita sesuai kehendak Tuhan. Mari kita terapkan ini dalam hidup sehari-hari, baik dalam pelayanan, pekerjaan, maupun pencapaian pribadi.
Jadilah pelaku firman, bukan hanya pendengar. Mulailah hari ini dengan menjadikan doa sebagai gaya hidup, sehingga hidup kita terus dipimpin oleh Tuhan, bukan oleh ekspektasi dunia.
Disadur dari khotbah Pdt. Alex Agustus Elias Nanlohy, 'Doa Setelah Keberhasilan,' dalam kanal YouTube Bara Digital Ministry.