Kuasa keraguan adalah masa dimana Tuhan membawa seseorang dalam situasi tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan. Dalam situasi demikian, pada umumnya seseorang merasa sendiri dan tidak berdaya. Tuhan Yesus sendiri pernah menghadapi situasi yang demikian, dimana Ia berpuasa selama 40 hari (Lukas 4:1-11).
Berpuasa 40 hari berarti Yesus benar-benar tidak makan dan tidak minum dan bisa dibayangkan Dia betapa lemahnya. Biasanya sebagai manusia yang normal pada saat mengalami situasi yang tidak baik maka akan berdampak pada perasaan, dimana merasa sendiri, tidak berdaya dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Pada situasi ketika Yesus sedang membutuhkan makanan iblis menawarkan beberapa hal kepada Dia salah satunya mengubah batu menjadi roti “jika Engkau Allah” (ayat 3). Apa yang ditawarkan iblis kepada Yesus tujuannya adalah agar Tuhan meragukan tentang dirinya sendiri.
Dalam kehidupan ini orang yang mau berjalan dalam kasih dan mau melayani Dia, maka ada saat iblis mencoba membuat seseorang meragukan diri sendiri. Kuasa keraguan bisa membuat seseorang menjadi lemah dan mempertanyakan kepada Tuhan apakah hidupnya berharga atau tidak. Kuasa keraguan bisa membuat seseorang kehilangan segala-segalanya. Hal ini yang dilakukan iblis kepada Tuhan Yesus dan Ia berhasil mengalahkannya.
Iblis seolah-olah memberikan solusi dari masalah yang Yesus hadapi, dimana pada saat itu Ia sedang capek dan lapar. Iblis memaksa Yesus mengikuti pola pikir dia yaitu ingin Yesus mengubah batu menjadi roti. Iblis mau menyatakan jika Yesus tidak bisa mengubah batu menjadi roti maka Dia bukanlah Anak Allah. Ini kelihatannya sangat logika sebagai manusia, tetapi Yesus tidak mau masuk di dalam kerangka pikiran iblis. Yesus benar mengalami kelaparan karena 40 hari Ia tidak makan, Dia juga Allah yang sanggup mengubah batu menjadi roti.
Yesus mengetahui bahwa iblis menantang Dia di dalam kebutuhan yang sangat dibutuhkan, tetapi Ia tidak ingin membuktikan dirinya kepada si iblis. Pada waktu Yesus mengubah batu menjadi roti maka itu artinya Ia menuruti apa yang menjadi keinginan si iblis. Oleh karena itu, Yesus melawan iblis dengan memberikan pernyataan bahwa kebutuhan itu penting dan inginkan, tetapi manusia hidup bukan dari roti saja. Jadi, Yesus bukan tidak sanggup memenuhi apa yang disampaikan oleh iblis, tetapi Ia tidak ingin tunduk kepada perkataan iblis.
Didalam kehidupan ini ketika anak-anak Tuhan mengalami pencobaan, Ia tetap bersama-sama mereka. Tuhan selalu ada disekitar anak-anak-Nya dan sedang mengajar. Ibarat seperti orang yang latihan kungfu dimana seseorang seringkali dihadapkan pada musuh yang lebih besar. Tujuannya bukan supaya orang tersebut babak belur melainkan supaya ia belajar untuk tidak bersandar pada kekuatan tetapi pada hal yang lebih dalam yaitu keberanian dan lain sebagainya. Khususnya sebagai orang percaya ketika menghadapi pencobaan tidak lagi bergantung kepada kekuatan diri sendiri melainkan kepada Tuhan.
Sumber:
- Kuasa Keraguan oleh Pdt. Robby I Chandra
- Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=FK0fBoiHXmU&t=8s
- Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com
Penyusun: Shinta Lestari Zendrato, S.Th