Image 1
Image 2
Image 3

MATERI PA: Mengapa Memahami Allah Sebagai Bapa, Akan Memberi Kita Kekuatan

 

Gambar/Illustrasi: Vicky Sim on Unsplash

Oleh: Pdt. Paulus Surya

 

TUJUAN:

Memahami alasan mengapa kita menyebut Allah sebagai Bapa.

 

-       Awali dengan saling menyapa satu sama lain dan tanyakan jika ada di antara anggota yang ingin berbagi beban.

-       Tunjuklah satu orang untuk memimpin dalam doa.

 

PENDAHULUAN:

Sebelumnya kita perlu melihat sstilah Bapa di dalam Alkitab yang ditujukan kepada Allah. Dalam Perjanjian Baru kata Bapa yang ditujukan kepada Allah muncul lebih dari 125 kali. Yang menarik dari kemunculan sebanyak itu ada tiga kali di mana kata Bapa itu tidak diterjemahkan – Abba.

Dalam bahasa Aramik artinya juga Bapa. Tetapi di dalam bahasa Inggris tidak diterjemahkan, tetap Abba-Father. Bahasa Indonesia tetap Abba. Bahkan di dalam kitab suci bahasa Jawa tetap disebutkan sebagai Abba-Rama.

Mengapa istilah Abba ini tidak diterjemahkan? Bukan dalam pengertian karena terlalu dalam atau tidak ada kata yang tepat dan tetapi justru kata ini itu kata yang sangat-sangat casual yaitu menunjuk kepada suatu keakraban seperti di dalam bahasa Inggris mungkin menyebut father itu Daddy. Atau Papa dalam bahasa Indonesia.

#1 Memberi Kita Kekuatan

Dari pemakaian kata Abba yang tidak diterjemahkan yaitu tetap Abba, 3 kali disebutkan di dalam Alkitab kita dapat memahami akan Allah Bapa surgawi kita akan memberikan kita kekuatan. Kekuatan hidup sebagai orang percaya kepada Allah Bapa kita dalam Tuhan Yesus di dalam menghadapi berbagai tantangan, kesulitan,d problema hidup ini

Kemunculan tiga kali itu yang pertama kita bisa melihat di dalam Markus 14:36 (bukalah Alkitab Anda). Dari ayat ini di mana Allah Bapa disebut sebagai Abba kita bisa melihat bahwa Allah kita adalah pribadi yang dapat diandalkan, dapat kita sandari.

Satu kali ada suami istri di Amerika yang baru honeymoon lalu naik kapal. Melewati suatu lautan luas di mana ada badai kapal seperti mau tenggelam. Sang isteri takut tetapi dia melihat suaminya kok tenang-tenang. Ia bertanya, suamiku apa kamu tidak tahu bahwa kita akan tenggelam? Suaminya kemudian mengambil pistol lalu dia mengacungkan kepada istrinya. Istriku, kamu takut tidak? Isterinya mengatakan, ya enggaklah kamu kan mencintai aku. Ngapain aku takut? Lalu suaminya itu memasukkan pistolnya dan berkata demikian, begitu juga badai ini aku tidak takut karena badai ini ada di dalam tangan Tuhan. Kalau Tuhan menghendaki kita selamat sampai ke darat, Tuhan akan memimpin. Tetapi kalau kita harus berpulang kepada Tuhan kita juga bersama dengan-Nya.

Tuhan kita adalah Tuhan yang dapat dipercaya. Pada saat kita menyebutnya sebagai Abba, itu berarti Allah yang dapat kita sandari, dapat kita andalkan.

#2 Dengan Penuh Kasih

Perhatikan Roma 8:15 (buka dan bacalah). Ini menunjukkan bahwa Allah Abba kita yang kita kenal dengan Tuhan Yesus adalah Loving Father. Allah yang tidak menakutkan, tetapi Allah yang penuh kasih. Kita bisa bersekutu dengan Dia bukan dengan roh perbudakan (ketakutan). Tetapi kita dapat berelasi dengan damai, penuh kasih karena Dia adalah Abba yang penuh kasih.

Saya pernah membaca satu cerita tentang seorang budak yang dibeli oleh seorang yang namanya William Wiberforce di Eropa pada waktu zaman perbudakan. Budak itu sebetulnya tidak laku-laku. Pada waktu dibeli oleh William Wiberforce. Dibawa ke rumahnya ternyata diberi surat pembebasan. Maka dia itu sukacita bukan main, dia lari keluar dia mau pergi tapi di tengah jalan dia berpikir, tuan itu begitu baik. Dia dibeli hanya untuk dibebaskan. Maka dia kembali lalu dia berkata, tuan begitu baik kepada saya. Saya dibeli hanya untuk dibebaskan. Saya mau mengabdi seumur hidup saya kepada tuan.

Bapa kita di surga itu mengasihi kita, membebaskan kita melalui Tuhan Yesus Kristus yang mati dan bangkit, itu seperti membebaskan kita dengan seperti membebaskan budak itu. Kita ini sebetulnya diperbudak oleh dosa. Tetapi Abba yang penuh kasih, Loving Father – melalui Yesus membebaskan kita. Maka sudah seharusnya kita juga mengabdi kepada Dia. Kita yang sudah diampuni belajar mengampuni pasangan kita, mengampuni orang yang menyakiti kita. Kita juga belajar untuk mentaati Dia oleh karena Dia sudah membebaskan kita.

#3 Allah Bapa yang Penuh Kemurahan

Bukalah Galatia 4:6-7.

Dia tidak hanya mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya, tetapi juga dijadikan ahli waris kerajaan surga.

Saya pernah membaca satu kisah yang benar-benar terjadi di Jakarta ada seorang ayah yang anaknya itu dibunuh dan pembunuhnya tertangkap. Lalu dia berkata aku mengampuni pembunuh itu tetapi biarlah hukum dijalankan seadil-adil. Waktu membaca itu saya berpikir ayah itu memang begitu baik mau mengampuni. Tapi saya berpikir lebih jauh ada tidak ya seorang ayah atau seorang yang baik sekali yang pada waktu anaknya atau orang yang dikasih dibunuh Dia berkata bukan hanya mengampuni pembunuh itu tetapi juga kalau ada hukuman yang dijalankan dia menghendaki dia sendiri yang menggantikan hukuman itu. Tidak ada bukan?

Tetapi saya berpikir lebih jauh lagi, ada tidak ada orang yang baik yang bukan hanya mengampuni pembunuh itu kalau ada hukuman yang dijalankan dia mau menggantikan bahkan dia berkata aku akan mengangkat anak pembunuh itu bahkan aku jadikan ahli waris kekayaanku. Tentunya tidak ada ya.

Tetapi itulah yang sebenarnya dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus. Allah Bapa mengutus Yesus untuk mengasihi kita bukan hanya mengampuni dosa kita tetapi tatkala kita patut di hukum, Tuhan Yesus utusan Allah Abba itu, menggantikan kita dan bahkan mengangkat kita menjadi anak-anak Allah dan menjadikan kita ahli waris-ahli waris kerajaan surga.

Dengan pemahaman Abba seperti ini yang dapat kita kenal di dalam Tuhan Yesus Kristus maka sudah seharusnya kita ini mendapatkan kekuatan di dalam menghadapi hidup ini. Karena Abba kita adalah Allah yang dapat diandalkan, dapat kita sandari. Dia Allah yang penuh kasih sehingga kita juga bisa mengasihi saudara-saudara dan orang sekeliling kita dan dia juga adalah Allah yang murah hati yang membuat kita pun bisa belajar bermurah hati kepada sesama kita.

DISKUSIKAN:

-          Cobalah berdiskusi dan berbagi berkat apa saja yang bisa diambil dari pelajaran kali ini.

-          Bagaimana keadaan orang pada umumnya, apakah banyak di antara orang-orang yang kita kenal, kehilangan sosok ayah dalam hidup mereka?

Pokok Doa:

1.  Berdoa untuk anak-anak yang kehilangan sosok ayah dalam hidup mereka.

2.  Berdoa untuk pelayanan kepada anak-anak dan orang muda.

3.  Berdoa untuk gereja terus menjadi berkat bagi keluarga-keluarga.

 

Sumber:

-   Mengapa Memahami Allah Sebagai Bapa, Akan Memberi Kita Kekuatan Hidup Oleh: Paulus Surya

-   Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=R7bNbNBQ0TE

-   Web BARA Digital Ministry: https://www.baradigitalministry.com/

 

Penyusun:

Febbi Timotius


Lebih baru Lebih lama