Oleh: Bambang Wijanto
TUJUAN:
Memahami dan mempraktekkan Meditasi Kristen yang benar.
Awali dengan saling menyapa satu sama lain.
Tanyakanlah di antara mereka apa yang dipikirkan tentang meditasi?
Tunjuklah satu orang untuk memimpin dalam doa.
PENDAHULUAN
Sebagai manusia bukankah kita pasti memiliki masalah? Bahkan di dalam kehidupan, kita bisa memiliki lebih dari satu masalah. Itulah yang menimbulkan pikiran yang ruwet, hati yang tidak damai di dalam diri kita. Masalah yang tidak terselesaikan berdampak pada satu titik konsentrasi, yaitu berpikir tentang masalah kita. Sedangkan hal yang seharusnya dipikirkan kemudian kita singkirkan.
Kita mungkin mengalami ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga. Masalah ekonomi, banyak PHK, yang sedang studi juga mengalami masalah, belajar di rumah secara online, jaringan internet yang sering kali mengganggu atau pada kondisi rumah yang begitu ramai.
Richard Foster itu menyebutnya ini sebagai satu distraksi. Dan distraksi paling berat di dalam kehidupan kita adalah bahwa kita itu sudah tenggelam di dalam kegilaan modern.
Di mana jadwal aktivitas kehidupan kita itu begitu padat. Sehingga dengan jadwal yang begitu padat, maka tuntutan tuntutan kehidupan kita semakin menjerit minta perhatian di dalam diri kita dan itu menimbulkan pikiran kita ruwet.
Blaise Pascal pernah mengatakan bahwa, “Satu-satunya alasan manusia tidak bahagia karena manusia tidak tahu bagaimana tetap tenang di dalam ruangannya.”
Karena itu diperlukan sebuah meditasi Kristen. Namun persoalannya, setiap kali ingin melakukannya, pikiran rasa tidak tenang dan terbang ke mana-mana. Bagaimana solusinya?
#1 Jangan Perhatikan Gangguan
Hendri Nouwen memberi nasihat, “Bila gangguan datang, jangan semakin perhatikan gangguan itu.” Ketika kita mengurangi perhatian dengan pikiran berkelana itu, maka semakin lama gangguan itu semakin mereda.
Pada waktu kita bermeditasi, perhatian di dalam hati dan pikiran kita adalah Allah saja. Mazmur 66 mengatakan, “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.” Mari mencoba berkonsentrasi, dengan titik tolak dari sebuah kerinduan kehadiran Allah di dalam pikiran dan hati kita.
#2 Bersabarlah Jika Pikiran Berkelana
Dietrich Bonhoeffer, “Hal yang perlu diingat, Anda haruslah sabar dengan diri Anda sendiri. Jangan menimbun diri sendiri dengan keputusasaan, melihat pikiran Anda yang terus berkelana. Duduk dan diamlah setiap hari, dan menunggu dengan sabar. Jika pikiran Anda terus berkelana, jangan berusaha membatasinya. Jangan hiraukan ke mana pikiran Anda pergi.”
Jika pikiran Anda berkelana dan memikirkan seseorang, doakanlah orang itu. Kalau pikiran kita itu tentang pekerjaan, doakanlah pekerjaan kita. setelah berdoa, fokus kembali kepada apa yang kita inginkan dan rindukan untuk bermeditasi.
#3 Singkirkan Device yang Mengganggu
Singkirkan seluruh peralatan elektronik, khusunya peralatan yang dapat mengganggu pikiran kita. Matikan smartphone kita. Agar kita memiliki waktu yang tenang bersama Tuhan. Jauh dari gangguan, tidak mengalami distraksi oleh bunyi pemberitahuan dari gawai kita.
#4 Temukan Tempat Yang Aman dan Nyaman.
Kita bisa memilih satu kamar yang kosong. Sehingga kita bisa berlutut tanpa gangguan. Bisa juga pergi ke taman yang sepi. Di sana kita dapat melihat bunga yang indah, sekaligus merenung betapa Sang Pencipta yang membuat kita terkagum dan terpesona atas apa yang sedang kita lihat. Bunga itu saja begitu indahnya, apalagi saya sebagai gambar dan rupa Allah.
Kalau bunga saja memiliki tujuan diciptakan, kita bisa merenungkan apa tujuan Allah memilih kita menjadi anak-Nya? Apa yang Ia harapkan dalam hidup kita? Sehingga kehidupan kita memuliakan Dia.
#5 Pilihlah Satu Ayat, dan Hafalkanlah Ayat Itu
Saat kita menghafalkan ayat, bukankah di situ kita dapat berkonsentrasi? Sehingga kita juga merenung bersama Tuhan. Kemudian kita berdoa di hadapan Tuhan. Tuhan berbicara melalui ayat yang kita hafalkan. Ia akan memberi kegairahan dalam hidup, di tengah segala kesibukan, gangguan dan keruwetan hidup kita. Sehingga kita mengalami kesegaran yang berasal dari Allah.
#6 Jalan Pagi
Sambil berjalan, kita juga dapat mengingat satu bagian firman Tuhan. Sambil berjalan kita bisa mendengarkan musik dan memuji di dalam hati kita. Merenungkan apa yang Tuhan katakan firman Tuhan. Kita bersyukur atas kemurahan hati Allah. Atas keselamatan dari Allah. Kita kita bersyukur ada peristiwa penyaliban Tuhan Yesus. kita bersyukur atas kebangkitan Tuhan Yesus.
Sambil berjalan kita merasakan kekaguman kita kepada Allah yang begitu luar biasa. Merenungkan bagaimana sepanjang kehidupan kemarin, Tuhan sudah memelihara. Bagaimana dalam kehidupan kemarin Ia sudah memberikan mujizat kepada kita. Bahwa dalam setiap langkah dan apa yang kita lakukan, sungguh merasakan kehadiran Tuhan yang nyata.
Pada akhir perenungan kita, saya mengutip dari buku Richard J. Foster, Sanctuary of the Soul: Journey into Meditative Prayer:
Allah tidak pernah berhenti berbicara, tetapi keributan yang disebabkan manusia di luar dan keinginan kuat kita di dalam, telah membuat kita tuli dan menghentikan pendengaran kita. Kita harus memenangkan semua di luar kita. Kita harus menenangkan diri kita sendiri, agar bisa mendengar sepenuhnya dengan jiwa batin kita; suara yang tak terkatakan dari Allah. Kita harus menyendengkan telinga karena suara tersebut adalah suara yang lembut dan halus, hanya terdengar oleh mereka yang tidak lagi mendengarkan yang lainnya. Oh kiranya Anda, kiranya saya tidak mendengarkan yang lain.
DISKUSIKAN:
Bagian atau hal apa sajakah yang sering mengganggu saat Saudara sedang bermeditasi? Apa yang perlu dilakukan untuk meminimalisir gangguan tersebut?
Hal apa yang mudah untuk segera dilakukan dari hal di atas untuk memaksimalkan meditasi Saudara?
Pokok Doa:
Berdoa untuk diri sendiri agar mengerti apa yang sebenarnya Saudara butuhkan saat ini.
Berdoa bagi efektivitas penerapan kebijakan pemerintah.
Berdoa untuk kota di mana Saudara tinggal.
Sumber:
"Pikiran Berkelana Saat Bermeditasi, Bagaimana Mengatasinya?”
Oleh Bambang Wijanto - Direktur Pelaksana SAAT Ministry Center
Youtube BARA Digital Ministry: https://www.youtube.com/watch?v=XPfK03NBkss
Penyusun:
Febbi Timotius